digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2010 TS PP HAIKAL 1-COVER.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TS PP HAIKAL 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TS PP HAIKAL 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TS PP HAIKAL 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TS PP HAIKAL 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TS PP HAIKAL 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Sebagai perusahaan yang berbisnis dalam bidang produksi dan servis yang luas, PT.Pindad mempunyai banyak divisi yang bekerja dengan cara yang berbeda untuk pelanggan yang berbeda pula. Salah satu dari divisi ini adalah divisi mesin industri dan jasa (divisi mijas), yang merupakan dasar tempat kerja dari penulisan tesis ini. Sebagai divisi yang tua dan independen dari PT Pindad, divisi mijas telah mengembangkan proses bisnisnya sendiri untuk segala aspek. Dalam studi ini telah diamati langsung keadaan dalam divisi ini dan dilakukan wawancara dengan staf terkait, dan ditemukan bahwa salah satu masalah terbesar divisi ini adalah keterlambatan produksi dan pengiriman barang yang mencapai rata-rata 24 hari/proyek. Setelah analisis lebih lanjut, keterlambatan ini disebabkan dari terlalu rumitnya proses bisnis mereka. Sebagai bukti dari masalah ini disertakan beberapa dokumentasi jadwal, pencapaian dan wawancara dengan staf terkait. Dalam studi ini, standar BPMN digunakan untuk memodelkan proses bisnis divisi mijas. Standar BPMN dipakai karena merupakan standar berbasis aktivitas yang sudah memperhitungkan aliran waktu dan pelaku tindakan dalam proses bisnis. Untuk memperbaiki keadaan yang sudah ada, pertama-tama proses yang sudah ada dikonversi ke dalam model BPMN, kemudian secara analisis dilakukan atas aktivitas yang redundan dan tidak perlu. Hasilnya dibuat menjadi skema proses bisnis yang baru. Hasil dari solusi ini adalah percepatan sekitar 11 hari dari keseluruhan proses bisnis, yang menghasilkan tidak adanya sanksi keterlambatan dari klausul kontrak. Juga disertakan solusi-solusi lain di luar proses bisnis untuk memecahkan masalah keterlambatan produksi ini, termasuk database bersama dan pelatihan tenaga kerja. Keseluruhan solusi kemudian dibuat jadwal pelaksanaannya, dan setelah proses penghitungan, didapat bahwa pelaksanaan solusi akan berdampak pada penghematan biaya sebanyak sekitar Rp 18.79Miliar.