digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kebutuhan akan minyak bumi dan gas alam yang semakin meningkat sebagai sumber energi utama telah mendorong eksplorasi minyak bumi dan gas alam dilepas pantai. Untuk mengalirkan minyak bumi dan gas alam dari lepas pantai menuju daratan digunakan offshore pipeline untuk mentransmisikan fluida. Hal yang membedakan antara offshore pipeline dengan onshore pipeline adalah lingkungan tempat pipeline berada. Offshore pipeline mempunyai lingkungan dilepas pantai yang membuat beban-beban yang harus ditanggung oleh offshore pipeline akan lebih banyak dibandingkan onshore pipeline. Selain itu dalam perancangan offshore pipeline aspek yang ditinjau lebih banyak dibandingkan onshore pipeline. Pada tugas akhir ini akan dilakukan analisis terhadap tiga aspek dalam perancangan offshore pipeline, yaitu penentuan diameter pipa, tebal pipa, dan stabilitas pipa bawah laut. Analisis penentuan diameter pipa akan mengacu kepada kriteria-kriteria desain yang ditentukan. Untuk analisis penentuan tebal pipa akan mengacu pada code ASME B31.4 dan DNV-OS-F101. Sedangkan untuk analisis stabilitas pipa bawah laut akan mengacu pada code DNV-RP-F109. Offshore pipeline yang akan dirancang adalah pipeline yang akan mengalirkan fluida avtur dan LOMC dari kapal tanker menuju tangki penyimpanan atau sebaliknya di Balongan refinery unit vi. Hasil yang didapatkan untuk diameter pipa optimum adalah sebesar 24 inch dengan tebal pipa yang diperlukan sebesar 17,47 mm atau schedule 40. Selain itu diperlukan beton tambahan dengan tebal 66 mm agar memenuhi syarat stabilitas pipa bawah laut. Hasil tersebut memberikan spesifikasi pipa yang diperlukan.