digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Permasalahan utama pada metode VARTM adalah bagaimana cara agar matriks dapat membasahi seluruh serat. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan konfigurasi vacuum hose yang berfungsi mempengaruhi pola aliran dan mempercepat aliran. Pola aliran matriks yang terjadi dapat menyebabkan poor resin yang merupakan cacat pada suatu produk. Penelitian ini mengkaji lima desain konfigurasi yang penulis kembangkan untuk menghasilkan pola aliran yang dapat meningkatkan kualitas produk. Desain konfigurasi yang dikembangkan meliputi letak inlet dan outlet, penataan secondary hose serta variasi jarak dan sudut antar secondary hose. Hasil yang diperoleh dari lima desain konfigurasi menunjukkan konfigurasi V memberikan kualitas yang paling baik. Dari sisi kemudahan produksi, konfigurasi I lebih mungkin untuk diaplikasikan pada industri. Pada penelitian ini, kualitas produk ditunjukkan dengan menghitung fraksi fiber dan variasi ketebalan. Fraksi fiber yang diperoleh sebesar 51% sedangkan variasi ketebalan yang terjadi semakin menurun dari inlet hingga outlet. Penurunan ketebalan sebesar 9.13% pada outlet jika dibandingkan dengan inlet. Penelitian telah berhasil mengeluarkan aturan untuk digunakan pada industri yang merupakan konsep secondary hose agar memperoleh hasil yang baik. Selain itu, telah ditunjukkan bahwa metode VARTM dapat menghasilkan produk komposit dengan fraksi fiber dan ketebalan yang baik.