Pipeline perlu beroperasi dalam keadaan aman untuk menghindari kegagalan yang mengakibatkan kerugian pada manusia atau lingkungan. Rangkaian tindakan untuk mengendalikan fungsi kerja pipeline agar tetap aman disebut sebagai pipeline integrity. Rangkaian kegiatan pipeline integrity dilakukan berdasarkan code ASME B31.8S yang terdiri dari identifikasi ancaman, kajian risiko, inspeksi, repair dan mitigasi. Salah satu potensi ancaman yang dihadapi pipeline adalah korosi. Pipeline yang terkorosi akan mengalami penurunan kekuatan.
Penurunan kekuatan akibat korosi dapat ditinjau melalui beberapa metode. Pada tugas sarjana ini digunakan metode analisis berdasarkan ASME B31G dan modified ASME B31G. Untuk mempermudah perhitungan dengan kedua metode tersebut, penulis menggunakan program bantu yang telah dikembangkan sebelumnya. Dalam program bantu tersebut masih terdapat kekurangan, yaitu memasukkan nilai laju korosi secara manual. Oleh karena itu penulis melakukan modifikasi dengan menambahkan perhitungan laju korosi pada program bantu.
Analisis dilakukan untuk studi kasus pipeline gas Bitung-Cilegon yang mengalirkan gas dari Cilamaya untuk kebutuhan gas industri di daerah Cilegon. Selama beroperasi, pipeline gas tersebut telah mengalami degradasi akibat korosi. Hal tersebut terlihat dari data pigging yang dilakukan pada tahun 2007. Setelah dilakukan analisis terhadap keseluruhan data, menurut ASME B31G diperoleh umur sisa 3 tahun. Sedangkan menurut modified ASME B31G diperoleh umur sisa 10 tahun. Dan juga terdapat hasil studi parameter yang membandingkan kedua metoda berdasarkan parameter utama yaitu kedalaman cacat, panjang cacat yang terukur, diameter dan ketebalan pipa.