digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tugas akhir ini mengkaji tingkat kerentanan Jakarta Utara terhadap kenaikan muka laut relatif hasil penggabungan kenaikan muka laut dari hasil regresi linier hasil penelitian Meliana (2005) dan penurunan muka tanah hasil survey Abidin (2007). Periode studi dalam tugas akhir ini adalah tahun 2007, serta prediksinya untuk tahun 2010 - 2050 dengan selang 10 tahun. Kerentanan kenaikan muka laut ini digolongkan menjadi tiga, yaitu kerentanan fisis, kerentanan sosial ekonomi, dan kerentanan total yaitu penggabungan dari kerentanan fisis dan kerentanan sosial ekonomi. Parameter-parameter yang digunakan untuk kajian kerentanan fisis adalah elevasi muka tanah, geomorfologi, geologi, erosi dan akresi, range pasang surut, tinggi gelombang maksimal rata-rata, serta kenaikan muka laut relatif setiap tahunnya. Sedangkan parameter-parameter yang digunakan untuk kajian kerentanan sosial ekonomi adalah persentase kemiskinan, kepadatan penduduk, tata guna lahan, dan prediksi persentase penduduk yang terkena dampak genangan sebagai akibat dari kenaikan muka laut. Perhitungan nilai index kerentanan pada tugas akhir ini berdasarkan hasil perhitungan tingkat kerentanan untuk setiap parameter dari setiap aspek, baik fisis yang mengacu pada penelitian Gornitz (1991), sosial ekonomi yang mengacu pada penelitian Szlafsztein (2005), maupun total yang juga mengacu pada penelitian Szlafsztein (2005). Perhitungan nilai index ini menggunakan sistem informasi geografis, yang meliputi analisis data spasial baik data raster maupun data vektor. Hasil yang didapat dari tugas akhir ini berupa peta kerentanan fisis Jakarta Utara dengan panjang pesisir yang memiliki index sangat rentan hampir meliputi seluruh pesisir Jakarta Utara. Sedangkan menurut index kerentanan sosial pada tahun 2007 - 2010 tingkat kerentanan hanya mencapai tingkat kurang rentan sampai rentan, namun dari tahun 2020 - 2005 terdapat bagian-bagian kecamatan Jakarta Utara yang memiliki index sangat rentan. Index kerentanan total menunjukkan pesisir yang memiliki dampak sangat rentan mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan index kerentanan fisis, karena terdapat kerentanan sosial ekonomi yang menambah tingkat kerentanan setiap kecamatan.