digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu tahap operasi yang paling kritis yang dihadapi oleh sebuah pesawat adalah pada saat akan melakukan pendaratan. Untuk itulah digunakannya berbagai peralatan bantu navigasi dan prosedur pendaratan. Keandalan dan kualitas dari prosedur pendaratan yang digunakan akan sangat mempengaruhi tingkat keselamatan pesawat saat akan melakukan pendaratan. Untuk mengetahui kualitas sebuah prosedur pendaratan di sebuah bandara dibutuhkan pengujian yang melibatkan semua pihak, baik itu petugas bandara maupun petugas dari maskapai penerbangan khususnya pilot. Tentu saja pengujian seperti ini akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit dan tentu saja memiliki resiko yang cukup besar. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian berbasis teoritis dan simulasi untuk dapat mengembangkan sebuah metoda untuk menentukan tingkat kualitas dari prosedur pendaratan dan approach di bandara dengan memanfaatkan perangkat lunak simulasi penerbangan. Metoda dengan menggunakan Microsoft Flight Simulator ® (MFS) tentu saja akan jauh lebih mudah dan aman. Dengan melakukan validasi terhadap data – data yang diperoleh dari simulasi MFS dengan perhitungan teoritis akan mendapatkan gambaran keakuratan data yang diperoleh. Setelah mengetahui bahwa data yang diperoleh cukup akurat, maka metoda ini kemudian dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan dari beberapa prosedur pendaratan yang ada di bandara Soekarno – Hatta, bandara Minangkabau dan bandara Polonia. Dari serangkaian uji simulasi dengan menggunakan pilot uji dari real pilot dan non-real pilot diperoleh data yang menunjukkan bahwa urutan tingkat kesulitan dari ketiga bandara tersebut. Urutannya adalah bandara Soekarno – Hatta sebagai yang termudah kemudian diikuti oleh bandara Minangkabau dan yang menjadi bandara tersulit adalah bandara Polonia. Selain untuk menguji priosedur pendaratan yang telah ada, metoda inipun dapat digunakan untuk merancang prosedur pendaratan baru.