digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Secara garis besar, bijih besi yang terdapat di Indonesia dapat digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu: bijih besi titano magnetic (pasir besi), bijih besi laterit, dan bijih besi konvensional (hematite-magnetite). Rendahnya kandungan Fe dalam bijih besi lokal, merupakan penyebab bijih besi tersebut tidak dapat digunakan sebagai bahan baku. Oleh sebab itu, diperlukan usaha yang lebih intensif untuk mengubah bijih besi lateritik menjadi bahan setengah jadi yang memenuhi persyaratan untuk dijadikan bahan baku pembuatan besi dan baja, salah satunya adalah dengan proses flotasi. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kandungan besi dari bijih besi lateritik. Metoda yang dipilih adalah flotasi kebalikan dengan menggunakan kolektor amina. Kondisi optimum proses flotasi kebalikan ini di tentukan dengan memvariasikan derajat keasaman pulp, dosis kolektor, dan kecepatan putar impeler. Derajat keasaman yang digunakan adalah 8, 9, 10, dan 11. Dosis kolektor yang digunakan adalah 250, 400, 550 dan 750 gr/ton. Sedangkan kecepatan putar impeler yang diberikan yaitu 900, 1000, 1100, dan 1200 rpm. Dari hasil percobaan, didapatkan kadar Fe tertinggi yang dicapai adalah 40,74% dari kadar awal 38,85% dan kadar SiO2 terendah adalah 4,48% dari kadar awal sebesar 10,59%. Kondisi optimum flotasi dapat dicapai pada pH pulp 10, dosis kolektor 550 gr/ton, dan kecepatan putar impeler sebesar 1000 rpm.