PENERAPAN MODEL UP WIND, EKSPONENSIAL, DAN CENTRAL DIFFERENCE PADA METODA ANALISA SUB BULUH (Nathanael P. Tandian (1), Aryadi Suwono (1) dan Winarto (2)) hal. 36-44Analisa sub-buluh merupakan salah satu metoda untuk menganalisa aspek termohidrolik pada reaktor nuklir atau penukar kalor. Analisa ini menghitung distribusi temperatur fluida pendingin, tekanan, kecepatan aksial, kecepatan aliran silang serta temperatur atau laju pencetusan panas bahan bakar. Makalah ini membahas usaha peningkatan ketelitian metoda sub-buluh dengan mencoba menerapkan tiga skema dalam perhitungan laju perpindahan panas adveksi aliran silang, yaitu skema up wind, eksponensial dan central difference. Hasil perhitungan program sub-buluh yang menerapkan skema up wind, eksponensial atau central difference dalam menentukan perpindahan panas adveksi aliran silang, tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan. Penentuan temperatur rata-rata volume atur terbaik untuk mengevaluasi sifat fisik volume atur juga dibahas dalam makalah ini. Dari penelitian yang dilakukan, terungkap bahwa ketelitian program sub-buluh dapat ditingkatkan jika nilai entalpi rata-rata volume dan rata-rata luas pada persamaan energi, serta nilai densitas rata-rata volume pada persamaan momentum aksial, dievaluasi berdasarkan temperatur titik tengah volume atur.
PENGARUH ETANA PADA REFRIGERAN HIDROKARBON (Zainal Abidin(1), Ari Darmawan Pasek(2), dan Abdurrachim(3)) hal. 45-51Refrigeran hidrokarbon merupakan salah satu jenis refrigeran yang dikembangkan untuk menggantikan refrigeran CFC dan HCFC. Zat-zat yang terkandung dalam refrigeran hidrokarbon diantaranya etana, propana, normal butana, dan iso butana. Etana yang terkandung dalam refrigeran diduga dapat menurunkan performansi mesin pendingin. Dalam makalah ini dilakukan kaji teoritis pengaruh etana terhadap dua jenis refrigeran campuran hidrokarbon, yaitu HCR-12 dan HCR-22. Untuk melakukan kaji teoritis ini perlu dibuat terlebih dahulu perangkat lunak untuk perhitungan sifat-sifat termodinamika campuran hidrokarbon. Perangkat lunak dibuat dengan berbagai pilihan input data sifat termodinamika. Dari hasil kajian ini diketahui bahwa semakin besar kandungan etana dalam HCR-12, semakin besar penyimpangan kurva tekanan-temperatur jenuh refrigeran terhadap kurva yang sama pada R-12. Sementara untuk HCR-22, pada tekanan kurang dari 4 bar, semakin besar kandungan etana, semakin besar penyimpangan kurva tekanan-temperatur jenuh refrigeran terhadap kurva yang sama pada R-22. Pada tekanan di atas 4 bar, semakin besar tekanan kurva tekanan-temperatur jenuh R-22 mendekati kurva yang sama untuk HCR-22 dengan kandungan etana 4%. Pada uji performansi mesin pendingin standar diketahui bahwa semakin besar kandungan etana dalam HCR-12 dan HCR-22, nilai COP semakin kecil. Begitu juga temperatur rata-rata pada evaporator dan kondensor juga mengalami penurunan.
PEMODELAN DAN PERANCANGAN GAS COOLER UNTUK MESIN REFRIGERASI CO2 (Willy Adriansyah) hal. 52-57Gas cooler merupakan komponen vital pada suatu sistem refrigerasi CO2 dan harus dirancang dengan baik. Perancangan penukar kalor dengan metode yang umum memiliki keterbatasan jika diterapkan untuk fluida kerja dengan variasi sifat termofisik yang besar. Makalah ini mengulas rincian pemodelan dan perancangan salah satu jenis gas cooler dengan mempertimbangkan sifat khas CO2 sebagai refrigeran. Model matematis ini kemudian divalidasi dengan data eksperimen pada berbagai kondisi operasi. Perbandingan menunjukkan model matematis dapat memprediksi kinerja gas cooler dengan kesalahan maksimum 2%. Prinsip pemodelan yang dikembangkan ini dapat diterapkan pada berbagai jenis penukar kalor.
ANALISIS TEGANGAN THERMAL PADA TROMOL REM TRUK DENGAN KAPASITAS ANGKUT 6 TON (IGN Wiratmaja Puja, Henry Ako Tampubolon, Untung Suhartanto) hal. 58-66Makalah ini menyajikan analisis tegangan thermal tromol rem truk kapasitas angkut 6 ton, akibat gesekan antara kanvas dan drum untuk rem jenis two leading shoe. Perhitungan beban mekanik dan thermal pada drum dilakukan untuk kondisi pengereman pada jalan datar, berbelok, dan menurun dengan variasi perlambatan. Berdasarkan analisis perpindahan panas transien, distribusi temperatur drum selama pengereman dihitung untuk berbagai variasi perlambatan dan waktu pengereman. Tegangan thermal dianalisis dengan bantuan metoda elemen hingga dan hasilnya dibandingkan dengan kegagalan yang terjadi sebenarnya pada drum rem. Hasil analisis menunjukkan lokasi heat crack yang terjadi sama dengan kondisi riil tromol yang mengalami kegagalan. Berdasarkan hasil analisis distribusi temperatur dan distribusi tekanan pada drum, maka laju keausan drum rem dapat ditentukan untuk memprediksi umur teknis drum rem.
POMPA SENTRIFUGAL SEBAGAI TURBIN DENGAN PERFORMANSI HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM UNTUK PEMBANGKIT MIKRO HIDRO (Priyono Sutikno ) hal. 67-71Pengujian Pompa Sebagai Turbin (PST) dari pompa tipe aliran campuran dengan diameter bore 250 mm, dengan memodifikasi secara minimum pada ujung keluaran impeler pompa dapat memperbaiki efisiensi PST antara 2% hingga 6%. Modifikasi berupa pembulatan ujung impeler dengan r = 2 mm. Pengujian PST pada putaran 1000 rpm, mendapatkan efisiensi terbaik sebesar 82% dan daya 10 kW. Daya terbesar yang dapat dibangkitkan PST pada putaran 1000 rpm adalah 25 kW dengan efisiensi 75%, Putaran liar PST pada head 15 m berada pada kisaran 2500 rpm. PST dapat digunakan di PLTMH untuk menggantikan turbin dengan biaya yang relatif lebih ekonomis dibandingkan dengan biaya desain dan pembuatan turbin, mengingat pompa telah diproduksi secara masal dan banyak tersedia di pasaran.