digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak : Daerah Irigasi Cibanten merupakan system irigasi teknis yang terletak di Kabupaten Serang Propinsi Banten, sebagai system penyediaan air yang direncanakan untuk penyediaan air baku lahan pertanian, mengalir dari Selatan ke Utara dengan saluran induk dan sekunder. Luas lahan pertanian yang terlayani seluas 1.428,50 Ha dan air yang digunakan untuk keperluaan tersebut dari Bendung Sungai Cibanten berlokasi di Desa Gelam Kecamatan Cipocok Jaya Kabupaten Serang. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk, pada Tahun 1980-an sudah mulai ada perubahan tata guna lahan pertaniaan menjadi lahan perumahan, sampai Tahun 2004 luas lahan pertanian di Wilayah tersebut berubah menjadi 955,01 Ha dan pada saat musim hujan lahan yang mengalami perubahan tersebut seeing terjadi banjir genangan, sehingga akan dilakukan Kajian perubahan tata guna lahan Daerah Irigasi Cibanten di Daerah tersebut. Daerah kajian tersebut difokuskan pada Daerah Irigasi Cibanten bagian hilir yang terletak di Kelurahan Unyur, Trondol, Penancangan dan Cinanggung Kecamatan Serang, daerah tersebut dilewati saluran sekunder dari BMR I seluas 102 Ha dan BMR II seluas 75,5 Ha. Pada daerah tersebut dilewati juga oleh saluran pembuang untuk mengalirkan air buangan dari petak-petak sawah dan berfungsi juga untuk saluran air hujan, dengan bentuk segi empat dan dimensi saluran lebar dasar 3,00 m dan kedalaman 1,00 m, luasan pengaliran saluran 7,61 Km2 dan panjang saluran 6,68 Km. Dengan terjadinya perubahan tata guna lahan, saluran tersebut berubah fungsi menjadi saluran drainase, seiring dengan pembangunan Kota Serang sebagai Ibu Kota Propinsi yang pengembangannya ke Wilayah Utara dan lahan pertanian yang mengalami perubahan seluas 80,5 Ha, dari 177,5 Ha menjadi 97,0 Ha. Dari hasil kajian ini, dampak yang terjadi akibat perubahan tata guna lahan tersebut dapat menimbulkan perubahan tatanan hidrologis dan penurunan basil produksi pertanian, yaitu pads basil analisis hidrologi dengan periode ulang 25 Tahun, kapasitas tampungan tidak mencukupi sehingga terjadi banjir genangan, maka ada perubahan bentuk dan dimensi saluran pembuang yang disesuaikan dengan kondisi daerah tersebut relative datar, saluran dibuat ekonomis dengan bentuk trapezium dan dimensi saluran lebar dasar 7,00 m dengan kedalaman 1,94 m. Sedangkan penurunan hasil produksi lahan pertanian dari 2.840,0 ton/tahun menjadi 1.552,0 ton/tahun, berarti mengalami penurunan sebesar 1.288,0 ton/tahun.