Geomorfologi yang terlihat di daerah penelitian adalah Satuan Perbukitan Gunungapi, Satuan Perbukitan Karst dan Satuan Dataran Tinggi Terpotong (Dissected Plateau). Stratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi enam satuan tidak resmi dari tua ke muda adalah Satuan Batupasir yang dapat disetarakan dengan Formasi Bayah berumur Eosen Tengah-Akhir. Pada Oligosen Akhir-Miosen Awal diendapkan secara tidak selaras Satuan Batugamping di atas Satuan Batupasir dan dapat disetarakan dengan Formasi Rajamandala. Pada Miosen Tengah diendapkan secara selaras Satuan Breksi yang menjemari dengan Satuan Batulempung-Batupasir di atas Satuan Batugamping. Satuan Breksi disetarakan dengan Formasi Jampang dan Satuan Batulempung-Batupasir disetarakan dengan Formasi Citarum. Pada Kala Holosen diendapkan secara tidak selaras Satuan Breksi Volkanik diatas satuan-satuan batuan yang sudah ada dan terangkat sebelumnya pada Kala Plio-Pleistosen. Satuan Breksi Volkanik dapat disetarakan dengan Endapan Volkanik Gunung Gede. Pada Kala Resen diendapkan Satuan Aluvial yang merupakan satuan paling muda. Struktur geologi yang mempengaruhi daerah penelitian dapat diidentifikasi dari kemiringan lapisan yang relatif mengarah ke utara dan terpotong oleh sesar mendatar dan sesar naik. Sesar Cimandiri diperkirakan masih aktif sampai sekarang. Sesar Cimandiri yang merupakan sesar paling tua di daerah penelitian dapat diperkirakan sebagai salah satu segmen sesar besar Cimandiri yang sudah tidak aktif. Menurut Martodjojo (1984) pengaruh Sesar Cimandiri sangat besar di daerah Jawa Barat. Struktur lipatan didapatkan dari interpretasi dan rekonstruksi penampang. Tektonik kompresi pada daerah penelitian menyebabkan satuan batuan terangkat, terlipat, dan tersesarkan.