digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengkajian ini dilakukan untuk melihat sistem distribusi batubara untuk kebutuhan pembuatan briket pada akhir Repelita VI yang mencakup kajian sarana transportasi sampai biaya transportasi. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kondisi distribusi batubara serta optimasi dengan biaya transportasi yang minimum. Pada akhir Repelita VI ditargetkan oleh Pemjerintah produksi briket batubara 4, 8 juta ton/tahun. Kebutuhan batubara untuk briket tersebut adalah 12,24 juta ton berdasarkan pada material balance dari pabrik pembuatan briket PT. Tambang Batubara Bukit Asam, dengan jenis briket adalah briket untuk rumah tangga dengan proses karbonisasi di pabrik briket. Model distribusi batubara ini adalah distribusi batubara dari pelabuhan muat dari masing-masing perusahaan tambang ke pelabuhan bongkar di Pulau Jawa. Lokasi pelabuhan bongkar yang digunakan ada 2 model, yaitu pertama pelabuhan bongkar yang berdasarkan PT.BA dan kedua pelabuhan bongkar yang sudah ada dengan kapasitasnya ditingkatkan dua kali. Penyediaan batubaranya berdasarkan produksi perusahaan dan daerah penghasil batubara. Metode yang digunakan untuk mendapatkan model distribusi batubara adalah metode transportasi MODI (Modified Distribution). Hasil kajian menunjukkan pelabuhan bongkar model B lebih baik dari pada model A, penyediaan batubara pada model II lebih baik ( dari model I. Total biaya transportasi yang dihasilkan berkisar antara Rp 210.090.000.000,- sampai dengan Rp 299.230.000.000,-, dan biaya transportasi rata-rata berkisar Rp 17.044,-/ton sampai dengan Rp 24.447,-/ton. Berdasarkan kriteria biaya transportasi, beban dari tiap-tiap perusahaan, dan distribusi batubara, maka alternatif BI5 dan BII1 merupakan alternatif yang dinilai terbaik dari seluruh alternatif yang berjumlah 36 alternatif. Alternatif BI5 dengan total biaya transportasi sebesar Rp 251.790.000.000,- dan biaya transportasi rata-rata adalah Rp 20.494,-/ton, penyediaan batubara berasal dari 21% produksi. Alternatif BI1l dengan total biaya transportasi Rp 248.010.000.000,- dan biaya transportasi rata ratanya adalah sebesar Rp 20.092,-/ton dengan penyediaan batubara berasal dari 50% Kaltim, 25% Kalsel dan 25% Sumatera.