Banjir di Ibukota Kabupaten Sinjai yang terjadi pada tanggal 20 Juni 2006 merupakan banjir terbesar pada kurun waktu 15 tahun terakhir. Banjir yang terjadi disebabkan oleh meluapnya Sungai Tangka dan Mangottong yang alirannya melintasi Kota Sinjai. Berdasarkan analisa dari data curah hujan, banjir yang terjadi disebabkan oleh Q14 tahun sebesar 1112,34 m3/detik pada Sungai Tangka dan Q25,3 tahun sebesar 346,66 m3/detik pada Sungai Mangottong. Upaya pengendalian banjir dipilih Q25 tahunan dengan debit banjir sebesar 1.264,88m3/detik pada Sungai Tangka dan 345,66 m3/detik pada Sungai Mangottong. Ada beberapa alternatif pengendalian banjir yang diusulkan yaitu pembangunan tanggul, retarding basin dan waduk. Evaluasi terhadap usulan alternatif pengendalian banjir dilakukan berdasarkan matrik profil kompetitif, dan untuk kinerja hidrolisnya dengan bantuan model matematik HEC-RAS. Berdasarkan evaluasi tersebut, retarding basin merupakan alternatif terbaik pada tahap awal. Retarding basin sebagai alternatif I dalam pengendalian banjir di kota Kabupaten Sinja mempunyai kapasitas pengendalian banjir untuk mereduksi debit banjir sebesar 512,34 m3/detik (40,40%) pada Sungai Tangka dan 181,71 m3/detik (37,90%) pada Sungai Mangottong atau dengan kata lain dapat mereduksi dampak banjir sebesar 83,41% pada Sungai Tangka dan 97,29%. Pada Sungai Mangottong. Pada tahap lanjut, diusulkan pembangunan waduk (Alternatif II), merupakan usaha pengendalian banjir terbaik bagi Kota Sinjai. Hasil simulasi menunjukkan bahwa waduk dapat mereduksi volume banjir sebesar 30.548.556 m3 dari 20.694.294 m3 volume banjir yang harus direduksi, selain untuk pengendalian banjir, waduk dapat difungsikan mutlipupose. Beberapa alternatif pengendalian banjir yang telah dianalisa dalam kajian ini, diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalam upaya penanganan banjir di Kabupaten Sinjai