digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kemunculan internet di desa Cinta Mekar, Sagalaherang-Subang menjadi fenomena yang unik. Unik karena desa ini terletak di kawasan terpencil, jauh dari pusat kota dan belum memiliki sarana telekomunikasi. Namun, teknologi Rural ICT yang dikembangkan oleh Tim Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPTIK) ITB menjadi jalan pembuka kemunculan internet di desa ini, yang ditandai dengan munculnya e-learning di dua sekolah dasar yaitu SDN Cinta Mekar dan MI Al Huda. Munculnya e-learning yang terdiri dari Moodle, Blog, Wiki, Forum dan terutama internet menjadi kebanggaan bagi kedua sekolah tersebut dan menjadi penyemangat para guru untuk belajar mencari informasi. Namun, e-learning yang sudah ada belum digunakan dengan tepat karena penggunanya belum memahami cara menggunakan e-learning tersebut.Oleh karenanya, diperlukan suatu pengukuran e-learning dan rencana bertahap dalam menggunakan e-learning di kedua sekolah tersebut. Pengukuran ini menggunakan E-learning Maturity Model (EMM) dan penyusunan rencana bertahap (roadmap) disusun menggunakan model Change Management (CM) ADKAR.E-learning Maturity Model (eMM) adalah sebuah model untuk mengukur kemampuan proses e-learning. EMM terdiri dari 5 proses, 35 subproses dan 5 dimensi. Proses itu terdiri dari Pembelajaran, Pengembangan, Dukungan, Evaluasi dan Organisasi. Dari pengukuran yang sudah dilakukan, kondisi e-learning di lokasi studi menunjukkan pada posisi terpenuhi sebagian. Hal ini dibuktikan dengan kondisi dilapangan yang memperlihatkan kesiapan e-learning namun kurang didukung oleh pelatihan, pengawasan, dan pendampingan dari tim Digital Learning (DL) PPTIK ITB-UPI. Kondisi e-learning saat ini dapat diubah dengan memberikan target, sehingga terdapat suatu kondisi yang akan datang. Dari kedua kondisi tersebut akan terlihat rentang (gap) sehingga untuk meningkatkan nilai dan memperkecil rentang tersebut, dibutuhkan suatu aktivitas diantaranya adalah pembentukan tim, penyusunan dokumentasi, penelitian, dan review.