digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sumber energi batubara di Indonesia cukup melimpah, terutama di Sumatera dan Kalimantan yang memiliki sumberdaya dan cadangan yang cukup besar. Dari keseluruhan sumberdaya batubara tersebut 24,97% merupakan jenis batubara peringkat rendah (Low Rank Coal). Batubara peringkat rendah adalah jenis batubara yang paling rendah kualitasnya, bersifat lunak, mudah diremas, mengandung kadar air yang tinggi, batubara coklat muda lunak (soft brown coal) dan batubara lignitik atau batubara coklat keras (lignitik atau hard brown coal) masih memperlihatkan struktur kayu. Karakteristiknya adalah: Calorific value < 5100kCal/kg (adb); Inherent Moisture >30% (adb). Batubara peringkat rendah pada kondisi tertentu mempunyai nilai ekonomis yang rendah. Sehingga untuk meningkatkan nilai ekonomisnya, batubara jenis tersebut perlu diolah terlebih dahulu. Peningkatan nilai ekonomis batubara peringkat rendah dapat dilakukan antara lain melalui: Combustion: PLTU Mulut Tambang (Mine Mouth Power Plant); Konversi: Liquidfaction, yaitu Brown Coal Liquefaction (BCL),dan Gasifikasi, yaitu Integrated Coal Gasification Combined Cycle Power Generation (IGCC), dan Underground Coal Gasification (UCG); Upgrading: Upgrading Brown Coal (UBC), Binderless Coal Briquetting (BCB), dan Briquette Coal. Untuk memilih metode pengolahan yang tepat terhadap cadangan batubara peringkat rendah, perlu dipertimbangkan variabel-variabel yang mempengaruhi aplikasi teknologi pemanfaatan batubara peringkat rendah di daerah prospek. Secara umum, variabel tersebut dapat dikategorikan sebagai faktor internal,eksternal dan teknologi. Faktor internal, diantaranya meliputi: karakteristik batubara, kondisi geologi, jumlah sumberdaya dan penyebarannya. Faktor eksternal, antara lain adalah: transportasi, kondisi geografis, dan potensi pemasarannya. Berdasarkan variabel-variabel tersebut kesesuaian antara endapan batubara peringkat rendah dengan kemungkinan pemanfaatannya akan dianalisis menggunakan analisis pengambilan keputusan multi kriteria dan matriks sehingga dapat diketahui kesesuaian teknologi pemanfaatan batubara peringkat rendah di tiap-tiap daerah di Indonesia.