Laporan tesis ini memberikan hasil penelitian sistem proteksi petir pada
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTETi) 275 kV PT. Indonesia Asahan
Alumunium (PT. INALUM) yang berada di Sumatera Utara dekat dengan
khatulistiwa. Dari data Lightning Detector Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofiska (BMKG) Sumetara Utara, menunjukan total frekuensi sambaran petir ke
tanah adalah 500-10.000 sambaran.selama periode 2006-2007. Sistem proteksi
petir pada SUTETi 275 kV ini menggunakan tiga kawat tanah dengan sudut
lindung negatif, 22 buah isolator piring porselin dan tahanan kaki menara 10 ????
dengan menggunakan couterpoises grounding. Distribusi arus puncak petir
direkam dengan menggunakan magnetic link di setiap tower. Kegagalan
perlindungan (shielding failure) dianalisa dengan metode elektrogeometri dan
metode elemen hingga pada program MATLAB 7 memberikan hasil SFFOR
adalah nol. Penilain Lightning Performance menurut Whitehead, untuk Ng = 6
sambaran/km2/tahun SUTETi 275 kV ini dengan nilai FOR = 0.24 sambaran/
100km/ tahun adalah “Excellent grounding and shielding” menurut persamaan
probabilitas arus puncak CIGRE/IEEE dan FOR= 0.32 sambaran/100km/ tahun
“Good grounding and shielding” menurut persamaan probabilitas arus puncak
Zoro, dkk. Usulan dengan menggunakan 3 kawat tanah untuk pembangunan
SUTETi 275 kV yang baru dapat mengurangi BFOR sampai 57% daripada 2
kawat tanah. Untuk aplikasinya, dimana biaya tiga kawat tanah tidak ekonomis
dan secara teknik memenuhi, konfigurasi 2 kawat tanah dapat digunakan untuk
daerah yang memiliki kerapatan sambaran petir yang rendah. Dari hasil simulai
dengan program ATP, kombinasi antara 3 kawat tanah dan 2 kawat tanah
memberikan penurunan tegangan puncak tower akibat sambaran petir sampai
14,7% daripada menggunakan 2 kawat tanah saja.