digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TS PP MACHMUD SYAFRUDIN 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2007 TS PP MACHMUD SYAFRUDIN 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP MACHMUD SYAFRUDIN 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP MACHMUD SYAFRUDIN 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP MACHMUD SYAFRUDIN 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP MACHMUD SYAFRUDIN 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP MACHMUD SYAFRUDIN 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Melaksanakan operasi perdamaian dunia adalah bentuk kontribusi nyata dari pemerintah Indonesia untuk menciptakan perdamaian dan keamanan dunia. Hal ini merupakan implementasi dari cita-cita nasional Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan salah satu komponen penting yang mewakili kontingen Indonesia dalam mendukung operasi perdamaian dunia selain dari unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), maupun Sipil terkait.Melaksanakan tugas operasi perdamaian dunia adalah bagian dari peran TNI di bidang Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti yang tercantum dalam Undang-Undang TNI Nomor 34 Tahun 2004. Peran ini adalah paradigma baru peran TNI, meskipun tugas semacam ini dilaksanakan sejak tahu 1957. namun kenyataan menunjukkan bahwa tugas ini menuntut kolaborasi, koordinasi dari berbagai pihak serta penugasan ini dilaksanakan di luar wilayah Negara Indonesia, dan berada dalam suatu lingkungan yang beraneka ragam budaya dan multi nasional. Untuk itu maka perlu kesadaran yang tinggi dari semua pihak dalam rangka menyiapkan Prajurit TNI yang akan dikirim menjadi pasukan perdamaian PBB. Pembekalan masalah kesadaran budaya (cultural awareness training) merupakan salah satu variable penting yang perlu diberikan kepada mereka yang dikirim dalam misi tersebut.Dalam konteks Latihan Pratugas (Latpratugas), masalah ini juga meruapakan isu penting yang ditekankan oleh penyelenggara latihan. Dalam tesis ini dibahas tentang sejauhmana masalah budaya menjadi isu penting dalam Latpratugas. Mengingat dalam penyelenggaraan latihan kepada kontingen nasionalnya, masing-masing negara anggota termasuk Indonesia bertanggung jawab untuk masalah ini, dan Departemen Operasi Perdamaian PBB (United Nation Department of Peacekeeping Operation/DPKO) telah menyediakan kurikulum untuk pelaksanaan pelatihan, sehingga TNI dalam menyelenggarakan pembekalan dapat merujuk pada kurikulum tersebut dan dapat mengkolaborasi dengan nilai-nilai dan kode etik yang relevan dengan penugasan sebagai penjaga perdamaian PBB.Dalam tesis ini dibahas tentang peranan pembekalan budaya dalam Latpratugas bagi prajurit TNI, sejauhmana pembekalan tersebut dapat merespon tuntutan tugas di lapangan, berdasarkan pengalaman dari mereka yang telah melaksanakan tugas misi tersebut. Penelitian ini menggunakan studi kasus tentang pembekalan budaya yang dilaksanakan pada Latpratugas untuk Kontingen Garuda XX-A, Kontingen Garuda XX-B, Kontingen Garuda XX-C/Monuc untuk tugas misi perdamaian di Kongo.