2008 TA PP ELYA SANTA BUKIT 1-COVER.pdf
2008 TA PP ELYA SANTA BUKIT 1-BAB 1.pdf
2008 TA PP ELYA SANTA BUKIT 1-BAB 2.pdf
2008 TA PP ELYA SANTA BUKIT 1-BAB 3.pdf
2008 TA PP ELYA SANTA BUKIT 1-BAB 4.pdf
2008 TA PP ELYA SANTA BUKIT 1-PUSTAKA.pdf
Kebudayaan menjadi sangat penting sebab kebudayaan merupakan salah satu media pembuktian keberadaan manusia. Tindakan untuk selalu menjaga kelestarian keberadaan budaya dari masa ke masa sangat dibutuhkan agar tercipta keberlangsungan yang menjamin kesempatan bagi generasi penerus untuk dapat mengetahui dan mempelajari kebudayaan dari nenek moyang mereka. Sementara itu, kebudayaan lama banyak terpengaruh dan terasimilasi oleh kebudayaan baru dan kemudian menghilang. Sumatra Utara merupakan salah satu daerah dengan kebudayaan yang unik. Suku Batak, sebagai salah satu suku asli Sumatra Utara memiliki beberapa klan (sub suku) yang masing-masingnya memiliki budaya yang berbeda.Keberadaan sebuah Pusat Kebudayaan Batak merupakan salah satu upaya menghidupkan kembali budaya Batak, terutama bagi generasi muda, sehingga tercipta generasi muda yang bangga kepada kebudayaannya sendiri dan mau belajar hal-hal yang baik dari luar tanpa kehilangan kepribadian nasionalnya sendiri. Pusat Kebudayaan Batak ini berlokasi di Jalan Putri Hijau Medan.Tujuan dari perancangan ini adalah menyediakan sarana rekreasi-edukasi sebagai pusat informasi budaya bagi masyarakat yang dapat mengakomodasi kegiatan pendidikan seni budaya, hobi dan minat, serta kegiatan komunitas, sekaligus merepresentasikan budaya yang diwakilinya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pusat Kebudayaan Batak ini mewadahi beberapa fungsi antara lain gedung pertunjukan, hall, perpustakaan, serta area pameran dan pelatihan. Secara umum fasilitas ini terbagi menjadi dua zona, yaitu zona tradisional dan zona kontemporer. Zona tradisional mengakomodasi kegiatan pendidikan, hobi, dan minat. Sedangkan zona kontemporer mewadahi kegiatan-kegiatan komunitas. Selain itu, terdapat fasilitas-fasilitas publik berupa taman yang berkontribusi terhadap pembentukan ruang kota. Agar dapat merepresentasikan budaya yang diwakilinya, maka dalam perancangan fasilitas ini diterapkan kaidah-kaidah budaya Batak, terutama pola perkampungan dan rumah tinggal. Sebagai identitas dari fasilitas ini, digunakan satu elemen arsitektur yang menjadi pengikat antara massa-massa bangunan. Unsur pengikat tersebut adalah elemen atap. Atap yang digunakan pada setiap massa bangunan, baik yang terdapat pada zona tradisional maupun zona kontemporer berupa atap tradisional Batak dengan menggunakan ijuk sebagai penutup atap.