digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TS PP TRINIMUS OLIN 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2007 TS PP TRINIMUS OLIN 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP TRINIMUS OLIN 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP TRINIMUS OLIN 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP TRINIMUS OLIN 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP TRINIMUS OLIN 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP TRINIMUS OLIN 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Abstrak: Maslow menyebutkan bahwa setelah manusia terpenuhi kebutuhan jasmaninya, kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu motivasi untuk pengembangan kehidupan yang lebih tinggi lagi. Rumah bukan hanya sekedar tempat berteduh dan melindungi diri bagi penghuninya namun sudah berkembang sebagai sarana yang dapat menunjukkan status sosial dan pribadi penghuninya. Penelitian ini mengkaji upaya-upaya yang dilakukan masyarakat miskin Desa Tanjungtiga dalam menyediakan rumah ditinjau dari aspek fisik, sosial dan ekonomi. Upaya adalah usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu maksud tertentu. Masyarakat miskin dalam kajian ini adalah masyarakat yang termasuk dalam kategori berpendapatan rendah yaitu rata-rata sebesar Rp.520.000. per bulan. Dari aspek fisik, kepemilikan lahan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah masih merupakan hambatan di mana ada sebagian kecil yang membangun rumah bukan di atas tanah miliknya. Namun lepas dari itu, masyarakat berpenghasilan rendah memiliki kemauan yang kuat untuk memiliki rumah walaupun rumah hanya memiliki arti sebagai tempat untuk tidur. Hal ini tergambar dari upaya mereka mengumpulkan bahan sedikit demi sedikit dan membangun rumahnya dengan cara bertahap. Terlihat juga bahwa masyarakat berpenghasilan rendah di Tanjungtiga umumnya menyediakan tenaganya sendiri untuk mengejakan sebagian besar kegiatan pembangunan rumah. Yang diupahkan kepada orang lain hanyalah pekerjaanpekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang tidak mereka miliki. Dari aspek sosial diketahui bahwa masyarakat Tanjungtiga memiliki potensi sosial yaitu saling percaya (trust) yang dapat diarahkan pada upaya gotong royong untuk membangun atau memperbaiki rumah. Sayangnya, sifat gotong royong mulai bergeser pada kompetisi untuk meningkatkan kesejahteraan masing-masing individu. Dari aspek ekonomi, upaya pemenuhan kebutuhan rumah sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin besar pula pengeluaran untuk perumahan. Masyarakat berpenghasilan rendah di Tanjungtiga hanya mampu menyisihkan 2,3% dari pendapatannya untuk dibelanjakan di sektor perumahan.