digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Model penjadwalan batch telah banyak ditulis diantaranya oleh Gim dan Han (1997) yang telah mengembangkan model penjadwalan ekonomis single produk dengan N komponen pada mesin tunggal yang mengintegrasikan penentuan jadwal produksi komponen dan ukuran batch produksi, sehingga akan meminimasi ongkos produksi. Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan peningkatan kapasitas produksi pada fasilitas produksi yang tersedia. Disamping itu kebanyakan perusahaan manufaktur, memproduksi bermacam-macam jenis produk akhir pada serangkaian mesin yang tersusun secara seri (multi-stage). Oleh karena itu pada penelitian ini dikembangkan model penjadwalan batch ekonomis untuk multi produk N komponen pada sistem produksi multi stage dengan peningkatan kapasitas produksi. Pengembangan model dilakukan dengan mengambil model Gim dan Han sebagai model dasarnya. Pengembangan model dilakukan secara bertahap, dimulai dari model TSSI dengan memisahkan mesin produksi dan perakitan menjadi dua stage untuk produk tunggal, model multi mesin yang tersusun seri untuk produk tunggal (MSSI), dan model multi mesin yang tersusun seri untuk multi produk (MSMI).juga dikembangkan algoritma solusi yang relatif mudah dan sederhana. Pada penelitian ini dilakukan analisis perilaku model, dengan melakukan analisis sensitivitas parameter. Penelitian ini menghasilkan 3 model yaitu : TSSI, MSSI, dan MSMI. Dari ketiga model ini model yang paling umum adalah model MSMI yang dapat memecahkan masalah yang lebih sederhana (TSSI dan MSSI). Pemisahan stage produksi komponen dan perakitan pada model TSSI mengakibatkan ; a). pendeknya waktu siklus per batch, sehingga meningkatkan laju produksi, b). pendeknya waktu proses komponen (A), sehingga meningkatkan kapasitas produksi. Persentase peningkatan kapasitas dan laju produksi makin besar dengan membesarnya waktu perakitan, dan sebaliknya akan menurun dengan membesarnya waktu proses stasiun produksi Model TSSI juga memperluas daerah fisibilatas model. Makin besar selisih antara waktu proses stasiun produksi dan waktu perakitan, maka semakin besar pula perluasan daerah fisibilitas model.