digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP TRIA LAKSANA ACHMAD 1-COVER.pdf
Terbatas  Rizki Aprianti
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP TRIA LAKSANA ACHMAD 1-BAB1.pdf
Terbatas  Rizki Aprianti
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP TRIA LAKSANA ACHMAD 1-BAB2.pdf
Terbatas  Rizki Aprianti
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP TRIA LAKSANA ACHMAD 1-BAB3.pdf
Terbatas  Rizki Aprianti
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP TRIA LAKSANA ACHMAD 1-BAB4.pdf
Terbatas  Rizki Aprianti
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP TRIA LAKSANA ACHMAD 1-BAB5.pdf
Terbatas  Rizki Aprianti
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP TRIA LAKSANA ACHMAD 1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Rizki Aprianti
» Gedung UPT Perpustakaan

Seng merupakan logam keempat yang paling banyak dibutuhkan di dunia saat ini setelah besi, alumunium dan tembaga. Seng banyak digunakan untuk proses galvanisasi (50 %), paduan untuk die casting (20 %), paduan logam tembaga (14 %), seng oksida (9 %), zinc dust (2 %), dan lain-lain. Akibatnya permintaan akan logam seng semakin bertambah. Konsekuensinya produksi seng dunia juga harus bertambah. Usaha konservasi bijih seng juga dilakukan melalui proses daur ulang dari bahan buangan yang mengandung seng seperti bahan buangan pabrik cat. Proses daur ulangnya dapat dilakukan melalui proses pirometalurgi atau hidrometalurgi. Jalur hidrometalurgi (pemanggangan oksidasi – pelindian – pemurnian larutan) merupakan proses yang cocok untuk ekstraksi seng dari bahan buangan pabrik cat. Serangkaian percobaan pelindian telah dilakukan terhadap conto kalsin dari bahan buangan pabrik cat yang kaya Zn untuk mempelajari perilaku kinetika pelarutan ZnO dalam larutan asam sulfat pada suhu tetap (suhu kamar, 60 0C dan 80 0C). Konsentrasi asam dalam larutan selama percobaan relatif tetap. Ada tiga larutan asam sulfat yang digunakan dalam percobaan, yaitu ± 95 gpl, ± 18,5 gpl tanpa kandungan Zn awal dan ±18,5 gpl dengan kandungan Zn awal 120 gpl. Dari hubungan antara persen ekstraksi dengan waktu yang diperoleh selama percobaan pelindian, akan ditentukan pengendali proses pelarutan yang dapat digunakan untuk menentukan energi aktifasi. Proses pelarutannya dapat terkendali oleh laju reaksi pada antarmuka atau laju difusi melalui lapis difusi dalam larutan. Pemurnian larutan diawali dengan pengaturan pH (pH = 4) diikuti penambahan KMnO4. Selanjutnya pemurnian dilanjutkan dengan proses sementasi dengan cara penambahan serbuk seng pada temperatur kamar, 60 0C, dan 80 0C untuk waktu pengendapan 30 dan 60 menit. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa proses pelindian conto kalsin dari bahan buangan pabrik cat dengan larutan asam sulfat terkendali oleh laju reaksi pada antarmuka antara padatan dengan liquid. Hasil perhitungan energi aktifasi untuk percobaan pelindian dengan konsentrasi asam sulfat tinggi (98 gpl), percobaan pelindian dengan konsentrasi asam sulfat rendah (20 gpl), serta percobaan pelindian dengan konsentrasi asam sulfat rendah (20 gpl) dan konsentrasi awal Zn2+ 120 gpl berturut-turut adalah 0,42 ; 0,47 ; 0,88 kkal /mol. Hasil tertinggi yang diperoleh dari percobaan pemurnian larutan didapat pada temperatur 80 0C untuk waktu 1 jam adalah 97,83 %.