digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2000 TS PP TEDI SETIADI 1-COVER.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2000 TS PP TEDI SETIADI 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2000 TS PP TEDI SETIADI 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2000 TS PP TEDI SETIADI 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2000 TS PP TEDI SETIADI 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2000 TS PP TEDI SETIADI 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2000 TS PP TEDI SETIADI 1-BAB 6.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2000 TS PP TEDI SETIADI 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

Krisis ekonomi masih dialami oleh Indonesia. Krisis ini menyebabkan kondisi perekonomian yang sulit. Bidang usaha yang memerlukan bahan baku/komponen impor dalam jumlah besar sangat terpukul dengan kenaikan nilai dolar AS. Salah satu bidang yang memerlukan/tergantung pada komponen impor adalah industri otomotif. Untuk dapat bertahan dalam crisis ekonomi ini, maka perusahaan perlu melakukan efisiensi dalam operasi-operasinya yang antara lain dilakukan dengan inovasi. Perusahaan jasa transportasi melakukan efisiensi misalnya dengan menggunakan komponen bekas untuk perbaikan-perbaikan kendaraannya, menghilangkan biaya-biaya yang tidak perlu, dan mengurangi biaya-biaya operasi (biaya perbaikan). Studi ini meninjau suatu contoh penghematan kecil yang dapat dilakukan. Perusahaan jasa transportasi biasanya mempunyai bengkel sendiri untuk memperbaiki kendaraannya. Bengkel ini dapat melayani baik perbaikan bodi maupun perbaikan mesin. Namun ada perbaikan yang memerlukan bantuan dari pihak luar. Misalnya saja jasa untuk melepaskan pin yang menghubungkan piston dan stang piston mobil. Pelepasan pin ini dilakukan jika kendaraan mengalami proses overhaul (turun mesin). Terdapat dua alternatif untuk mengurangi biaya pelepasan pin yaitu membeli mesin press biasa atau melakukan inovasi dengan membuat/merancang mesin press baru. Biaya yang dibutuhkan untuk merancang mesin press ini sejumlah Rp. 930.000,-. Yang terdiri dari biaya untuk bahan dan pembuatan rangka, dongkrak hidrolik, dan pembuatan fixture. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk melepaskan pin dari satu mobil (4 piston) adalah 142,9918 detik dengan menggunakan Metoda Pengukuran Waktu Gerakan Dasar. Sedangkan untuk Pengukuran Waktu Metoda, waktu yang dibutuhkan adalah 120,0140 detik. Dengan menggunakan waktu operasi hasil Pengukuran Waktu Gerakan Dasar, NPV dari mesin hasil rancangan adalah Rp. 4.169.817,966. IRR sebesar 152,26% dan Payback Period adalah akhir bulan Juni 2000 (empat bulan setelah beroperasi). Dengan menggunakan waktu operasi Pengukuran Waktu Metoda, NPV dari alat basil rancangan adalah Rp. 4.173.783,170. IRR sebesar 152,36% dan Payback Period adalah akhir bulan Juni 2000 (empat bulan setelah beroperasi). NPV yang positif dan IRR yang lebih besar dari Minimum Attractive Rate of Return (MARR) menunjukkan bahwa investasi layak untuk diterima dari segi ekonomis.