digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2002 TS PP STEPHANUS IVAN GOENAWAN 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2002 TS PP STEPHANUS IVAN GOENAWAN 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2002 TS PP STEPHANUS IVAN GOENAWAN 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2002 TS PP STEPHANUS IVAN GOENAWAN 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2002 TS PP STEPHANUS IVAN GOENAWAN 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2002 TS PP STEPHANUS IVAN GOENAWAN 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2002 TS PP STEPHANUS IVAN GOENAWAN 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Abstrak: Sistem Akuisisi Sinyal Diskrit Cerdas (SASDIC) merupakan sistem yang dapat mengakuisisi sinyal diskrit secara cerdas dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Keuntungan utama dari sistem ini adalah dapat mengakuisisi lebih banyak informasi dari sebuah sinyal dibandingkan dengan sistem sinyal digital konvensional. Pada penelitian ini akan dibangun sistem yang mampu mengakuisisi kepadatan informasi dua kali lipat dengan kemampuan pengenalan kembali yang memadai. Pada teknik SASDIC agar akuisisi sinyal diskrit masih akurat untuk lebar daerah aktif setengah maka gangguan random maksimum adalah 0.45 V, sedangkan untuk lebar daerah aktif satu adalah 0.95 V. Pada teknik konvensional dengan menggunakan karakteritik tegangan TTL agar akuisisi sinyal masih akurat maka gangguan random maksimumnya 0.40 V. Hasil analisis dan uji gangguan atenuasi g mempunyai nilai batas bawah dan atas yang ganyut terhadap perubahan gangguan prediktif k yaitu g = k.(1 (kurang lebih) 0.0769), sedangkan superposisi random r-max mempunyai nilai batas atas yang ganyut terhadap penguatan prediktif k dan lebar daerah aktif d yaitu rn1ax 0.90- k - A Analisis dan uji gangguan gabungan dengan urutan atenuasi g dan superposisi random r max mempunyai nilai batas r-max 0.6.(k1 A) dan g = (k2 / kt ).(1 (kurang lebih) 0.0769), sedangkan bila urutan gangguan terbalik yaitu atenuasi g kemudian superposisi random r-max mempunyai nilai batas g = (k2 / k, ).(l (kurang lebih) 0.0769) dan r-max 0.63.(k1 . A), dimana k, adalah parameter penguatan prediktif dan k2 adalah faktor normalisasi.