digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TS PP SITI AMINAH 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2007 TS PP SITI AMINAH 1-BAB1.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP SITI AMINAH 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

Abstrak: Penerapan teknologi yang distandarisasi secara terbuka dengan menerapkan Information and Communication Technology (ICT) mendatangkan peluang bagi organisasi untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam menjalankan usaha bisnis secara lebih fleksibel dalam skala global. Organisasi lebih dinamis dapat saling berinteraksi dalam menyelesaikan masalah spesifik dengan solusi yang menerapkan technology-driven. Penerapan ICT dalam bidang pendidikan berpeluang bagi peningkatan pencapaian kualitas pendidikan melalui perbaikan proses yaitu proses evaluasi pengajaran. Pencapaian kualitas pendidikan tidak terlepas dari proses pelaksanaan evaluasi yang diterapkan suatu perguruan tinggi atau program studi. Permasalahan proses evaluasi biasa terjadi karena adanya beberapa perubahan yang membutuhkan penanganan khusus. Perubahan meliputi mekanisme, proses dan aturan-aturan pelaksanaan. Perubahan akan sangat menyulitkan apabila belum adanya dokumentasi formal proses (business process) yang merepresentasikan input, proses, output, dan pelaku. Pelaksanaan evaluasi meliputi kegiatan evaluasi seluruh komponen dari proses pengajaran, sebagai contoh evaluasi keberhasilan proses belajar mengajar. Ada sejumlah aspek yang dinilai diantaranya kurikulum program studi; sumber daya manusia (dosen, dan tenaga penunjang); mahasiswa; proses pembelajaran; prasarana dan sarana; suasana akademik; keuangan; penelitian dan publikasi; pengabdian kepada masyarakat; tata kelola; manajemen lembaga; sistem informasi; kerjasama dalam dan luar negeri. Penelitian mengkaji pendekatan business process sebagai prospek untuk mengembangkan framework kolaborasi evaluasi, sebagai kerangka konseptual berdasarkan pada konsep evaluasi, konsep business process dan prinsip-prinsip kolaborasi. Prinsip-prinsip kolaborasi yang diterapkan pada proses bisnis evaluasi memiliki peluang untuk memperbaiki proses pelaksanaan evaluasi. Metode penelitian yang digunakan untuk membangun framework kolaborasi evaluasi meliputi aktivitas analisis, desain dan evaluasi. Analisis melakukan pemodelan proses bisnis untuk mengidentifikasi peran dari tiap proses pelaksanaan evaluasi, dan melakukan analisis terhadap prospek kolaborasi yang merupakan suatu upaya untuk mendukung pencapaian tujuan evaluasi (business goal). Perancangan framework kolaborasi evaluasi merepresentasikan model yang mampu beradaptasi pada perubahan, yang merupakan kendala dalam pelaksanaan evaluasi. Setelah perancangan framework kolaborasi langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi framework dengan mengidentifikasi manfaat, dampak dan perubahan yang dibutuhkan apabila framework diterapkan. Kegiatan evaluasi yang dilaksanakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan Kopertis memiliki peluang untuk meningkatkan layanan prosesnya melalui penerapan kolaborasi. Kolaborasi dirancang dengan memanfaatkan penerapan teknologi informasi, nilai guna dari penerapan kolaborasi adalah dapat mendukung pelaksanaan proses evaluasi supaya lebih mudah dilakukan karena pelaksanaan evaluasi membutuhkan proses interaksi, dimulai dari pelaksanaan evaluasi program studi oleh PTS sampai koordinasi hasil evaluasi ditingkat yang lebih tinggi oleh Kopertis. Keseluruhan proses membutuhkan model perancangan kolaborasi yang tepat. Penerapan kolaborasi dengan dukungan teknologi informasi memungkinkan proses interaksi dapat dilakukan setiap waktu, oleh siapapun (pelaku penyelenggara evaluasi), dan dilakukan dimanapun penyelenggara evaluasi berada (tidak dibatasi kendala lokasi). Dua enterprise (PTS dan Kopertis) yang berkolaborasi memiliki dua sistem yang berbeda, meliputi pengunaan bahasa, sumber daya dan kakas (tools) yang berbeda. Kolaborasi merupakan peluang penting untuk mengembangkan suatu model untuk memenuhi kebutuhan dua sistem yang berbeda. Hasil perancangan framework kolaborasi evaluasi dapat dijadikan sebagai usulan dalam memetakan kebutuhan model interaksi PTS dengan Kopertis untuk pelaksanaan evaluasi. Perancangan kolaborasi evaluasi menggunakan dua pendekatan, yaitu penerapan Collaborative Business Process Management untuk menetapkan pondasi pembangunan framework. Pendekatan menghasilkan kebutuhan proses dan arsitektur kolaborasi evaluasi. Kedua menerapkan pendekatan framework sistem kolaborasi dengan memetakan kebutuhan kolaborasi lebih detil yaitu memetakan use case aktivitas kolaborasi, roles, kebutuhan fungsi, kebutuhan layanan kolaborasi dan teknologi. Perancangan detil akan menghasilkan kebutuhan sistem kolaborasi evaluasi. Penelitian yang telah dilakukan berada pada tahap perancangan yaitu tahap pengembangan framework kolaborasi evaluasi. Framework merepresentasikan model konseptual dengan memanfaatkan konsep kebersamaan sebagai suatu hubungan yang saling menguntungkan (mutually beneficial relationship) antara dua atau lebih pihak yang bekerja ke arah tujuan umum dengan berbagi tanggung jawab, otoritas, dan tanggung jawab untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan. Penelitian lanjutan yang dapat dilakukan adalah kajian terhadap evaluasi framework kolaborasi, evaluasi dilakukan dengan mengidentifikasi manfaat, dampak, dan perubahan yang dibutuhkan apabila framework diterapkan.