digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kebutuhan industri untuk pemakaian baja tahan karat semakin meningkat akhir-akhir ini. Salah satu jenis baja tahan karat yang menarik untuk diteliti dan dikembangkan adalah baja tahan karat dupleks. Baja tahan karat dupleks merupakan jenis baja tahan tahan karat yang memiliki dua fasa yaitu ferit dan austenit. Diperlukan ilmu metalurgi yang cermat untuk dapat merancang baja tahan karat dupleks. Dalam hal ini digunakan diagram Schaeffler sebagai diagram perancangan untuk membuat jenis baja ini. Informasi mengenai pengaruh unsur-unsur pemadu terhadap perubahan fraksi volume fasa ferit dan austenit akan sangat berguna untuk disain pembuatan baja tahan karat dalam penggunaan skala industri. Perlakuan panas isotermal dan anisotermal juga dilakukan pada temperatur 400oC, 600oC, 800oC dengan waktu penahanan 1, 3, dan 6 jam untuk mempelajari tingkat perubahan struktur mikro paduan as cast dan untuk mengidentifikasi fasa sigma (fasa merugikan) yang muncul pada paduan. Dari hasil pembahasan pada data-data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa paduan 2 (28.74% ferit), paduan 3 (58.52% ferit), dan paduan 4 (80.93% ferit) merupakan jenis baja tahan karat dupleks yang berhasil dilakukan, sedangkan paduan 1 (10.18% ferit) cenderung merupakan jenis baja tahan karat austenitik. Penurunan fraksi volume ferit sebanding dengan: penurunan rasio Cr/Ni, peningkatan temperatur pemanasan, dan lamanya waktu pemanasan. Fasa sigma muncul pada temperatur 800 oC, sedangkan pada temperatur 400oC dan 600oC fasa sigma tidak muncul.