digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1986 Buhanuddin
PUBLIC rikrik

Industri modern membawa banyak faktor baru ke dalam lingkungan hidup yang mungkin dapat mempengaruhi keseim bangan alam seperti pencemaran lingkungan. Kecemasan ter hadap pencemaran lingkungan ini mengingatkan manusia ke pada adanya bahaya potensial dari limbah air panas suatu pembangikit listrik tenaga uap baik di tepi sungai maupun di laut. Makin besar daya terpasang listrik suatu unit, makin besar pula limbah yang dihasilkan serta makin luas pula perairan yang diliputnya. Dari penelusuran pustaka diketahui bahwa makin tinggi suhu suatu perairan, makin sedikit jumlah biota yang hidup disana. Kenaikan suhu suatu perairan akibat limbah air panas akan mengubah komposisi jenis biota di perairan yang bersangkutan. Biota yang menetap disana tergolong biota yang memiliki toleransi besar terhadap perubahan suhu. Biota akan mati bila batas toleransi suhu telah dilampauinya. Temuan-temuan di atas tadi diperoleh dengan pendekatanpendekatan pada faktor-faktor abiotik dan biotik. Faktor-faktor abiotik biasanya mencakup beberapa parameter oseanografi. Pengamatan dan percobaan dilakukan di perairan Muara Karang dan di laboratorium untuk mengetahui pengaruh kenaikan suhu suatu perairan. Komposisi jenis, kejerahan, dan sebaran ikan, Crustacea, dan Mollusca di perairan Muara Karang dibahas de ngan menggunakan data dari trawl dan jaring pantai yang berlangsung dari bulan Juni 1982-Agustus 1983. Data-da ta hidrologis diambil bersamaan waktunya dengan saat pe ngambilan contoh biota. Hasil pengamatan mendukung temuan-temuan yang tercatat di dalam kepustakaan sekarang ini. PLTU Muara Karang mengubah struktur komunitas ikan, Crustacea, dan Mollusca di perairan ini. Hal ini tampak lebih jelas di perairan kolam pelimbahan. Pola sebaran fauna ikan, Crustacea, dan Mollusca yang berdasarkan analisa kelompok umumnya di pengaruhi oleh musim. Sebaran ketiga kelompok fauna itu juga dipengaruhi oleh letak atau jarak dari mulut pelimbahan. Besaran kenaikan suhu dan waktu dedah memegang peranan dalam kehidupan biota. Kedua faktor ini dapat mengakibatkan kematian pada biota yang didedah. Kejutan panas dapat menyebabkan malabentuk (malformation) pada ikan. Analisa regresi berganda menunjukkan bahwa peranan interaksi peubah lebih menonjol daripada peubah sendiri sebagai penentu kejerahan organisme. Oksigen dan inter aksinya dengan peubah lain merupakan peubah terpenting. Suhu dan interaksinya dengan peubah lain menempati pe ringkat kedua. Suhu perairan Muara Karang yang dipengaruhi oleh limbah air panas cenderung naik sejalan dengan bertam bahnya daya terpasang listrik di tempat ini. Isoterm pada musim peralihan berada jauh dari pelimbahan dibandingkan dengan isoterm yang bernilai sama pada musim lainnya Kandungan oksigen limbah air panas setelah digunakan sebagai air pendingin tercatat normal dalam kaitannya dengan lingkungan perairan Teluk Jakarta. Jadi nilai oksigen yang menjadi faktor penting di dalam kehidupan organisme akuatik tidak terganggu. Salinitas terendah terdapat di muara sungai dan ter tinggi berada jauh dari garis pantai. Nilai terendah diperoleh pada musim barat karena pengenceran oleh air sungai dan tertinggi ditemukan pada musim peralihan kedua, Variasi nilai salinitas di kolam pelimbahan sejalan dengan keragaman nilai salinitas di Teluk Jakarta.