digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Telah dilakukan penelitian mengenai kelainan perkembangan embrio dan larva kodok (Bufo melanostictus) akibat perlakuan dengan Sevin 85 S. Pendedahan dilakukan pada stadium zigot sampai menetas, gastrula sampai menetas, neurula sampai menetas, kuncup ekor/insang sampai menetas, gastrula awal sampai gastrula akhir, kuncup ekor/insang sampai insang tumbuh sempurna, menetas sampai kaki dayung dan tunas kaki sampai kaki dayung. Embrio didedahkan dalam :suspensi Sevin 85 S konsentrasi 10, 15, 20 dan 30 ppm. Pengamatan pada stadium menetas menunjukkan total cacat bermakna (F.9) pada konsentrasi 10 ppm dan sangat bermakna (F.99) pada konsentrasi 15, 20 dan 30 ppm. Cacat ekor bermakna pada konsentrasi 10 dan 15 ppm dan sangat bermakna pada konsentrasi 20 dan 30 ppm. Pengamatan sesudah pendedahan sampai stadium insang tertutup sempurna menunjukkan total cacat masih sangat bermakna pada konsentrasi 15, 20 dan 30 ppm, sedang cacat ekor tidak bermakna lagi. Uji statistik metoda Duncan menunjukkan bahwa perbedaan yang besar dalam persentase cacat terdapat antara kontrol dengan pendedahan stadium neurula sampai menetas atau stadium kuncup ekor/insang sampai manetas. Kelainan yang timbul adalah eksensefali, kerdil, edema dan mata siklops. Ukuran panjang larva menunjukkan perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan pada konsentrasi 15, 20 dan 30 ppm, tetapi tidak berbeda nyata antar perlakuan. Pengamatan struktur histologi larva eksensefali menunjukkan bahwa jaringan otak depan terdedah dan kepala asimetri. Meskipun larva didedahkan dalam suspensi Sevin 85 S dalam stadium perkembangan kaki, namun tidak terjadi kelainan perkembangan kaki. Hasil analisa residu Sevin dengan GLC pada pendedahan neurula sampai menetas besarnya 25,6 PPm (85,3 %) dan 0,8 ppm (2,6 %) pada larva sesudah pendedahan, pada stadium insang tertutup sempurna . Disimpulkan, bahwa Sevin 85 S dapat menimbulkan cacat perkembangan dan menghambat pertumbuhan embrio dan larva kodok .