digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TA PP LAZUARDI ARIESTA 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

Pages from 2007 TA PP LAZUARDI ARIESTA 1-BAB1.pdf
File tidak tersedia

Pages from 2007 TA PP LAZUARDI ARIESTA 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

Pages from 2007 TA PP LAZUARDI ARIESTA 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

Pages from 2007 TA PP LAZUARDI ARIESTA 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP LAZUARDI ARIESTA 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Abstrak: Tunanetra sebagai manusia yang memiliki keterbatasan visual memiliki kekurangan besar dalam penerimaan informasi, karena sebagian informasi yang diterima oleh manusia didapat dari indera penglihatan. Namun sebagai manusia, tunanetra tentunya memiliki kebutuhan hidup yang tidak dapat dibedakan karena hal tersebut lah manusia melakukan kegiatan. Permasalahan penglihatan yang dialami kaum tunanetra menyebabkan terbatasnya kegiatan bagi mereka, tidak hanya dikarenakan ketidakmampuan dalam melihat namun juga dikarenakan sikap masyarakat luas yang masih menganggap tunanetra merupakan suatu hal yang patut dikasihani bahkan beberapa daerah masih menganggapnya sebagai aib. Selain itu, walaupun kaum tunanetra telah memiliki berbagai lembaga sosial yang menampung mereka permasalahan tidak selesai hingga disini, karena tunanetra sendiri justru menjadi terkelompokan dan makin berkurang kehidupan sosialnya. Sesuai dengan Undang-Undang mengenai persamaan hak manusia, yang salah satunya terdapat hak untuk berkegiatan, maka sudah sepatutnya tunanetra lebih bisa bebas untuk berkegiatan. Dikarenakan keterbatasan visual tadi, tunanetra hanya bisa mengandalkan lembaga-lembaga sosial tersebut untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan akan kegiatan. Apabila seorang tunanetra mampu merencanakan dan memilih sendiri kegiatannya secara lebih individual, karena hakekat manusia adalah berbeda tiap individunya, maka peluang untuk bersosialisasi dan membuka wawasan demi mencari informasi akan semakin terbuka. Menentukan kegiatan secara lebih individual pun tidak akan mengurangi tingkat sosial mereka, karena kegiatan sendiri didasarkan pada interaksi dengan orang lain.