digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1993 TS PP KAWAN SIHOMBING 1-cover.pdf

File tidak tersedia

1993 TS PP KAWAN SIHOMBING 1-bab1.pdf
File tidak tersedia

1993 TS PP KAWAN SIHOMBING 1-bab2.pdf
File tidak tersedia

1993 TS PP KAWAN SIHOMBING 1-bab3.pdf
File tidak tersedia

1993 TS PP KAWAN SIHOMBING 1-bab4.pdf
File tidak tersedia

1993 TS PP KAWAN SIHOMBING 1-bab5.pdf
File tidak tersedia

1993 TS PP KAWAN SIHOMBING 1-bab6.pdf
File tidak tersedia

1993 TS PP KAWAN SIHOMBING 1-pustaka.pdf
File tidak tersedia

Abstrak : Bauksit adalah salah satu bahan tambang yang sangat berharga, karena mengandung unsur utama Aluminium, besi dan silikon serta titanium dalam jumlah yang sedikit. Titanium dipakai dalam paduan logam untuk memberi sifat tahan karat, tahan panas dan tahan terhadap tekanan tinggi. Penentuan titanium didalam bauksit secara spektrofotometri dapat dilakukan dengan netoda H202 dan metoda Diantipyrilmetana (DAPM). Pada metoda H202 reaksi didasarkan pembentukan kompleks berwarna kuning dari Ti-H202 yang penyerapan maksimum pada 400 nm, dengan 740 L mol-1 cm-1. Metoda DAPM didasarkan pada penbentukan komplek berwarna kuning dari Ti-DAPM yang penyerapan maksimum pada 390 nm dengan 15.000 L mol-1 cm-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah konsentrasi TiO2 dari metode H202 23 - 90 ppm dengan kepekaan analisanya 0,49 ppm. Pada metoda DAPM daerah konsentrasi adalah 1,2 - 4,9 ppm dengan kepekaan analisanya 0,027 ppm. Dengan menggunakan analisa statistik menunjukkan bahwa simpangan baku (S) untuk metoda H2O2 = 1,81 lebih tinggi dari metoda DAPM = 0,73. Persen perolehan kembali dari TiO2 Pada metoda H2O2 = 93,40 + 1,52 lebih rendah dibandingkan dengan metoda DAPM = 97,02 + 0,62. Jadi dapat disimpulkan bahwa penentuan Ti dalan bauksit secara spektrofotometri netoda DAPM lebih baik daripada metoda H202.