digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP KAMELIA GUMILANI PRIADI 1-COVER.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2008 TA PP KAMELIA GUMILANI PRIADI 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2008 TA PP KAMELIA GUMILANI PRIADI 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2008 TA PP KAMELIA GUMILANI PRIADI 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2008 TA PP KAMELIA GUMILANI PRIADI 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2008 TA PP KAMELIA GUMILANI PRIADI 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2008 TA PP KAMELIA GUMILANI PRIADI 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

Salah satu aliran kepercayaan yang ada di Nusantara adalah Aliran kepercayaan Madrais atau kelompok penghayat ADS (Agama Djawa Sunda), aliran kepercayaan ini berasal dari daerah Cigugur yang terletak di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. ADS memiliki sebuah keraton yang digunakan sebagai pusat kegiatan mereka. Gedung tersebut disebut sebagai Gedung Paseban Tri panca Tunggal. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk mengkaji interior Gedung Paseban Tri Panca Tunggal yang merupakan simbol dari nilai-nilai ajaran ADS. Penelitian ini disusun dengan metode kualitatif dengan memaparkan seluruh data yang diperoleh melalui studi pustaka dan literatur, observasi lapangan, wawancara, dan sumber-sumber lain yang dianalisa berdasarkan teori-teori yang diperoleh. Selain mengkaji nilai, makna simbolik, ornamen dan elemen arsitektural yang terdapat dalam interior Gedung Paseban Tri Panca Tunggal, penelitian ini juga menganalisa perbedaan dan persamaan konsep arsitektural dan interior bangunan Gedung Paseban Tri Panca Tunggal dengan konsep arsitektural-interior tradisional daerah Jawa dan Sunda. Jawa dan Sunda merupakan wilayah yang adat dan budayanya paling banyak mempengaruhi ajaran ADS. Dari temuan-temuan didapatkan kesimpulan tentang adanya sinkretisme atau pembauran makna dalam ornamen interior Paseban Tri Panca Tunggal. Hindu, Buddha, dan Islam adalah 3 agama yang paling banyak memiliki pengaruh disini, namun, tidak semua ruang/furnitur memiliki makna karena ada beberapa ornamen/elemen di ruang ini yang dibuat hanya sebagai elemen estetis. Bangunan Gedung Paseban Tri Panca Tunggal memiliki karakteristik yang kurang lebih sama dengan konsep bangunan tradisional Jawa dan Sunda, diantaranya, pola rumah yang didasari atas aksis arah mata angin dan beberapa konsep lainnya. Gedung ini juga mengalami perubahan fungsi ruang dan alur sirkulasi karena adanya pergeseran nilai-nilai keagamaan dalam ADS. Perubahan dan pergeseran nilai ini banyak dipengaruhi oleh pergolakan sosial dan kebijakan politis, yaitu adanya represivitas dari pemerintahan orde baru dan masyarakat yang memiliki sentimen keagamaan terhadap ADS.