digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Modifikasi melalui reaksi epoksidasi karet alam merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya guna karet alam. Reaksi epoksidasi merupakan reaksi antara karet dengan perasam. Dengan reaksi tersebut, diharapkan terjadi perubahan sifat karet menjadi karet yang bersifat polar, sehingga tahan terhadap pelarut organik. Reaksi epoksidasi dilakukan dalam fasa emulsi dan gugus oxiran yang terbentuk dianalisa dengan metoda titrasi menggunakan HBr dan spektroskopi Infra merah. Pengemulsi yang paling sesuai untuk reaksi ini adalah Antarox CO 880 yang merupakan pengemulsi non-ionik. Pada cara penambahan asam sekaligus diperlukan konsentrasi pengemulsi tinggi untuk menjaga kestabilan emulsi. Makin tinggi konsentrasi pengemulsi yang digunakan, persentase gugus oxiran yang dihasilkan semakin rendah, karena adsorpsi partikel karet terhadap ion asam terhambat oleh lapisan pengemulsi yang melindunginya. Data dengan menggunakan spektra spektroskopi infra merah menunjukkan, bahwa di samping terbentuknya gugus oxiran juga terjadi pembukaan gugus oxiran menjadi gugus hidroksil dan gugus furan. Pembukaan gugus oxiran terjadi karena terdapatnya sisa asam yang masih tinggi setelah reaksi berlangsung. Untuk mendapatkan persentase gugus oxiran yang tinggi cara penambahan perasam secara bertahap lebih menguntungkan karena sisa asam per satuan waktu kecil. Di samping itu, penetralan setelah reaksi berlangsung dengan menggunakan larutan natrium karbonat juga dapat mencegah pembukaan gugus oxiran. Hasil percobaan menunjukkan,bahwa karet epoksi yang divulkanisasi dengan menggunakan cara EV(Efficient Vulcanisation) memiliki sifat modulus dan pampatan tetap yang lebih baik serta pengembangan volum dalam SAE-40 yang lebih kecil dibandingkan dengan karet alam pada penggunaan di bawah suhu 100 oC.