digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Studi ini menampilkan analisis hazard gempa di kota Yogyakarta untuk menghitung besar percepatan maksimum di batuan dasar (PBA) pada periode ulang 500 tahun serta analisis respon dinamik tanah untuk menghitung percepatan di permukaan tanah. Studi ini dilakukan juga untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan oleh patahan Opak terhadap hasil perhitungan PBA. Analisis hazard dilakukan dengan metode Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) dengan menggunakan program komputer EZ FRISK. Sumber gempa yang digunakan adalah gempa-gempa terbaru dengan kedalaman kurang atau sama dengan 200 km dan dalam radius 500 km dari kota Yogyakarta. Sumber-sumber gempa tersebut dimodelkan sebagai zona gempa subduksi dan shallow crustal. Untuk mengatasi ketidakpastian digunakan model logic tree. Parameter seismisitas dihitung dengan menggunakan metode least square, Weichert (1980), serta Kijko & Sellevoll (1989). Untuk menghitung besar ground motion digunakan 4 fungsi atenuasi yaitu, fungsi atenuasi Youngs (1997) untuk zona gempa subduksi, sementara fungsi atenuasi Boore et al. (1997), Sadigh (1997) dan Idriss (2004) digunakan untuk zona gempa shallow crustal. Hasil Analisis menunjukkan bahwa PBA kota Yogyakarta untuk periode ulang 500 tahun adalah 0.300 g. Analisis respon dinamik tanah dilakukan untuk mengetahui pengaruh kondisi tanah lokal akibat ground motion di batuan dasar dengan menggunakan analisis perambatan gelombang satu dimensi menggunakan program komputer NERA. Input motion sintetik yang digunakan yaitu hasil analisis spectral matching dari berbagai motion gempa dari daerah lain berdasarkan target spektra yang diperoleh. Hasil analisis ini dibandingkan dengan respon spektra desain dari peraturan gempa standar yaitu UBC.