digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2001 TS PP EVITA TANJUNG SEKAR 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2001 TS PP EVITA TANJUNG SEKAR 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2001 TS PP EVITA TANJUNG SEKAR 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2001 TS PP EVITA TANJUNG SEKAR 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2001 TS PP EVITA TANJUNG SEKAR 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2001 TS PP EVITA TANJUNG SEKAR 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2001 TS PP EVITA TANJUNG SEKAR 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Abstrak: Dalam berkomunikasi dengan orang normal penderita tuna rungu mendengar dengan cara melihat gerakan bibir lawan bicaranya. Sedangkan untuk berbicara mereka mendapatkan latihan tersendiri dengan suatu metode tertentu yang hingga saat ini masih belum dianggap memuaskan. Untuk berkomunikasi dengan sesama penderita, mereka menggunakan bahasa isyarat. Penggunaan bahasa isyarat dapat dikembangkan untuk berkomunikasi tidak hanya dengan sesama penderita tuna rungu, namun juga dengan orang normal melalui suatu perangkat tertentu. Perangkat semacam ini sudah pernah dikembangkan di beberapa negara lain, tetapi sampai saat penelitian ini dilakukan, belum ada penelitian/pengembangan sistem seperti ini untuk bahasa Indonesia yang dipublikasikan secara terbuka. Pada penelitian ini dilakukan perancangan perangkat untuk mendeteksi posisi tangan kanan yang tidak bergerak, yang melambangkan suatu kata bahasa isyarat. Perangkat tersebut berupa rangkaian sensor lekukan yang terintegrasi dengan unit sarung tangan. Rangkaian ini memberikan informasi posisi tangan dalam bentuk tegangan analog. Informasi yang berhasil dideteksi diubah ke dalam bentuk digital oleh ADC untuK diolah oleh pengenal pola. Pengenalan pola dilakukan dengan menggunakan artificial neural network, dengan algoritma pembelajaran reduced memory Levenberg-Marquardt, yang merupakan salah satu variasi dari back propagation. Hasil pengenalan pola ini berupa teks yang merupakan makna kata bahasa isyarat. Di dalam penelitian ini dilakukan 2 macam pengujian. Pengujian pertama adalah pengujian kemampuan sistem untuk mengenali kata yang hanya dibedakan oleh posisi pergelangan tangan, ibu jari, telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking. Pada pengujian ini sistem mampu mengenali pola kata hingga 83,18% sampel uji. Pada pengujian kedua sistem diuji untuk mengenali kata yang dibedakan oleh keenam posisi sebelumnya ditambah posisi siku dan persendian bahu. Ternyata sistem hanya mampu mengenali pola kata hingga 49,58% sampel uji.