digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Evapotranspirasi merupakan salah satu mata rantai dalam siklus hidrologi dan komponen penting dalam perhitungan kebutuhan dan ketersediaan air. Metode untuk mengestimasi evapotranspirasi biasanya dilakukan pertitik dengan tutupan lahan dianggap homogen sehingga estimasi evapotranspirasi untuk wilayah yang luas bisa menyebabkan ketidakakuratan, untuk mengatasi masalah ini diaplikasikan penginderaan jauh dengan estimasi evapotranspirasi per piksel. Pada penelitian ini diaplikasikan pengolahan citra satelit kedalam perhitungan evapotranspirasi untuk memperoleh hasil estimasi evapotranspirasi spasial. Metode yang digunakan untuk estimasi evapotranspirasi dalam penelitian ini yaitu metode Penman-Monteith dengan input dari hasil pengolahan citra satelit ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission And Reflection Radiometric). Dari pengolahan citra satelit dihasilkan temperatur permukaan, albedo dan emisivitas. Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data meteorologi meliputi data temperatur udara, kecepatan angin, kelembaban udara, lama penyinaran dan tekanan udara pada tanggal 12 Juni 2003 dan 7 Oktober 2005 dan data citra ASTER pada waktu yang sama. Hasil estimasi evapotranspirasi pada tanggal 12 Juni 2003 berkisar antara 1.29-8.72 mm/hari sedangkan untuk tanggal 7 Oktober 2005 berkisar antara 2.44-11.4 mm/hari. Distribusi evapotranspirasi bervariasi terhadap jenis tutupan lahan. Nilai evapotranspirasi tertinggi terjadi di daerah dengan tutupan vegetasi seperti hutan dan terendah untuk daerah terbangun seperti perkotaan, pemukiman. Pada tahun 2005 terjadi perubahan tutupan lahan dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai evapotranspirasi.