digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pervaporasi adalah salah satu proses pemisahan menggunakan membran yang merupakan alternatif pemisahan senyawa organik dari larutan akuatik atau dehidrasi pelarut skala industrial dengan kebutuhan energi rendah. Prinsip pemisahan pada pervaporasi adalah dengan memanfaatkan perbedaan solubilitas dan difusifitas komponen. Unjuk kerja proses pervaporasi diukur dengan selektivitas pemisahan dan finks permeat. Kualitas pemisahan akan semakin balk dengan meningkatnya selektivitas. Di sisi lain, peningkatan selektivitas umumnya berbanding terbalik dengan fluks yang dihasilkan sehingga diperlukan suatu optimasi. Unjuk kerja proses pervaporasi ditentukan oleh membran yang digunakan dan kondisi operasi yang optimum. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penambahan mineral alam sebagai filler (isian) membran serta melakukan optimasi temperatur urnpan dan konsentrasi isian pada proses pervaporasi campuran etanol-air menggunakan metode Central Composite Design. Percobaan yang dilakukan rneliputi preparasi membran, percobaan pervaporasi dan optimasi kondisi operasi. Umpan yang digunakan adalah larutan etanol teknis (85%-b etanol). Temperatur umpan pervaporasi berada dalam rentang 30-50oC dengan tekanan downstream 0,5 mbar. Polimer yang digunakan adalah selulosa asetat (CA). Modifikasi dilakukan dengan penambahan zeolit alam Malang dan lempung bentonit sebesar 10-30 % berat polimer CA. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan adalah bahwa baik selektivitas--maupun-fluks membran-CA dapat ditingkatkan dan diperbaiki dengan penambahan lempung bentonit dan zeolit alam Malang. Lempung bentonit memberikan unjuk kerja yang lebih memuaskan, dengan fluks 1,80 kg/m2 jam dan selektivitas 1701 pada temperatur umpan 38oC dan konsentrasi bentonit 21% berat polimer CA (hasil optirnasi). Kenaikan temperatur umpan dan konsentrasi isian menyebabkan peningkatan fluks dan penurunan selektivitas. Pada membran CA-bentonit, efek interaksi antara faktor ternperatur umpan dan konsentrasi bentonit dapat meminimalkan penurunan selektivitas akibat kenaikan temperatur.