digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Oksidasi merupakan bentuk interaksi antara molekul oksigen dengan substansi lain yang berbeda jika memungkinkan terjadinya kontak dari logam ke lingkungan. Oksidasi mengurangi jumlah dari beberapa elemen paduan yang dalam material yang bereaksi dengan oksigen dan mengakibatkan penipisan pada paduan. Keadaan ini terjadi bila tercapai kondisi temperatur tinggi. Dengan penambahan unsur alumunium pada kandungan yang cukup banyak dalam paduan, memungkinkan untuk terbentuknya kerak oksida Al2O3 yang bersifat rapat dan protektif sebagai penghalang dari serangan oksidasi. Studi ini dilakukan untuk mempelajari perilaku oksidasi yang terjadi pada paduan 69,3Fe-20,7Ni-10Al. Paduan dibagi menjadi 9 sampel. Variasi sampel kemudian dipanaskan dalam lingkungan oksidatif bertekanan 1 atm pada temperatur 700°C, 800°C, dan 900°C selama 1 jam, 10 jam, dan 20 jam. Kerak oksida yang terbentuk kemudian diukur ketebalannya menggunakan Leco Microhardness Tester dan dianalisis komposisinya menggunakan uji SEM/EDAX. Hasil penelitian menunjukkan, paduan Fe-Ni-Al bila teroksidasi akan membentuk kerak-kerak oksida FeO, Al2O3, dan NiO. Oksida Al2O3 yang bersifat protektif cenderung terbentuk dipermukaan. Ketebalan oksida terbesar yang terbentuk akibat proses oksidasi dari 9 sampel terjadi pada sampel yang dipanaskan pada temperatur 900°C selama 20 jam dengan besar ketebalan 203,16 ?m. Ketebalan oksida terhadap variasi temperatur oksidasi pada waktu yang sama membentuk garis eksponensial mengikuti pola difusivitas ionik. Sedangkan ketebalan oksida terhadap variasi waktu oksidasi pada temperatur yang sama membentuk pola parabolik.