COVER Devi Permata Embunsari
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Devi Permata Embunsari
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Devi Permata Embunsari
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Devi Permata Embunsari
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Devi Permata Embunsari
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Devi Permata Embunsari
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Ionosfer merupakan salah satu penyumbang kesalahan terbesar dalam pengamatan
GNSS. Indikator yang dapat digunakan dalam pemantauan aktifitas Ionosfer adalah
TEC (Total Electron Content). Pengamatan ionosfer dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti teknologi Equitorial Atmospheric Radar, GPS Scinda, MF
Radar dan juga Ionosonde. Namun pengamatan dengan cara tersebut membutuhkan
biaya yang mahal dan ketersediaan alat terbatas. Pemantauan ionosfer menggunakan
pengamatan GNSS dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah melihat adanya variasi ionosfer secara spasial dan
temporal melalui perhitungan VTEC, menganalisis faktor yang mempengaruhi
variasi tersebut, dan menentukan metode interpolasi yang baik untuk menghasilkan
peta ionosfer.
Penelitian ini menggunakan data CORS GNSS BIG selama setahun yaitu tahun
2015, data orbit satelit, data DCB (Differential Code Bias), dan data IONEX.
Pengolahan yang dilakukan menggunakan data fase dan kode, dimana pengolahan
data fase menggunakan metode carrier phase levelling. Hasil yang didapatkan yaitu
perhitungan VTEC menggunakan data fase memberikan hasil yang lebih baik dengan
tahap perhitungan tambahan, dengan sampel stasiun CPAS memiliki perbandingan
deviasi pada 1 Januari sebesar 0,443 TECU untuk data fase dan 1,094 TECU untuk
data kode. Besar deviasi yang didapatkan dari perbandingan model IRI sebesar 6,210
TECU di stasiun CGON, sedangkan untuk variasi harian terendah di stasiun CTGR
pada tanggal 1 januari 2015 yaitu tertinggi di 7 TECU dan terendah di 82 TECU.
Terlihat adanya fenomena sintilasi pada bulan februari.