digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1979 DIS PP A. KOESDARMINTA 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

1979 DIS PP A. KOESDARMINTA 1-BAB1.pdf
File tidak tersedia

1979 DIS PP A. KOESDARMINTA 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

1979 DIS PP A. KOESDARMINTA 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

1979 DIS PP A. KOESDARMINTA 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

1979 DIS PP A. KOESDARMINTA 1-BAB5A.pdf
File tidak tersedia

1979 DIS PP A. KOESDARMINTA 1-BAB5B.pdf
File tidak tersedia

1979 DIS PP A. KOESDARMINTA 1-BAB6.pdf
File tidak tersedia

1979 DIS PP A. KOESDARMINTA 1-BAB7.pdf
File tidak tersedia

1979 DIS PP A. KOESDARMINTA 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Abstrak : Seperti diketahui pengebalan dapat memberikan reaksi sampingan yang merugikan dan salah satu diantaranya ialah reaksi kepekaan yang berlebihan. Menghilangkan sama sekali reaksi ini tentu saja tidak mungkin, sebab antigen sendiri yang diperlukan juga dapat menyebabkannya. Karena itu cukup baiklah apabila berhasil untuk memperkecil reaksi kepekaan lebih semaksimum mungkin atau dengan lain perkataan mengurangi antigen yang tidak diperlukan sebanyak-banyaknya. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghilangkan akibat dari antigen tambahan yang berasal dari medium. Hal ini dapat dicapai dengan memisahkan diphtheria dan tetanus toxoid dari lain-lain antigen yang terdapat di medium pertumbuhan, jadi suatu cara pemurnian. Atau dibuatnya suatu medium yang tidak mengandung zat-zat penyebab kepekaan. Akan tetapi caranya harus dipilih yang sesuai untuk produksi secara batch. Pada pemurnian dipakai toxoid yang berasal dari medium yang dipergunakan untuk produksi dan ini mengandung daging sapi yang telah dicerna oleh papain untuk diphtheria, atau ekstrak jantung sapi untuk tetanus. Ternyata medium ini memang mengandung zat penyebab kepekaan yang berasal dari sapi, jadi zat ini harus dihilangkan. Karena hasil penguraian papain dapat bervariasi dari molekul yang kecil hingga yang besar, maka pemisahannya amat sukar. Oleh sebab itu pada tiap-tiap tingkat proses pengerjaan, harus diteliti kemurniannya. Analisa yang dipakai untuk kemurnian ialah immunodifusi, immunoforesa, elektroforesa disk, analisa ultrasentrifuga dan uji antigenik (Lf) per mg protein yang tidak terdialisa. Kepekaan ditunjukkan dengan reaksi anafilaktik sistemik, reaksi aktip anafilaktik kutan dan reaksi pasip anafilaktik kutan. Adapun cara-cara pemurnian yang dilakukan ialah sebagai berikut : Cara pemurnian yang pertama dimulai dengan pembuatan toxoid dari filtrat perbenihan bakteri. Kemudian ini di ultrafiltrasi lewat membrana kolodium dan diteruskan dengan fraksionasi ammonium sulfat. Fraksi yang aktip ialah antara 20%- 35% (b/v) untuk diphtheria sedangkan untuk tetanus ialah antara 13%-23% (b/v). Ini didialisa sehingga diperoleh bahan baku (bulk) untuk pembuatan vaksin. Ternyata larutan ini masih mengandung zatzat kepekaan yang berasal dari sapi. Maka usaha pemurnian diteruskan dengan kromatografi kolom dengan DEAE sellulosa dan kromatografi kolom dengan sephadex G 200. Fraksi toxoid yang terpekat dan paling sedikit atau sama sekali tidak mengandung zat-zat kepekaan diambil. Untuk mempertajam urutan 2 kolom sepharose 4B. Cara pemurnian yang kedua ialah alhydrogel dicampur dengan toxoid yang diendapkan dengan ammonium sulfat, dengan maksud agar supaya toxoid terpisah dari zat-zat kepekaan sapi, berdasarkan perbedaan dalam konstanta adsorpsi. Cara pemurnian yang ketiga ialah dengan jalan menyaring bakteri dari mediumnya, sehingga toxin yang masih terdapat dalam sel-sel bakteri dengan sendirinya dapat terpisah dari zat-zat kepekaan medium. Kemudian toxin diekstrak dari bakteri dengan larutan hypertonik, kemudian dijadikan toxoid dan dimurnikan menurut cara pemurnian yang pertama. Mengenai medium digunakan medium yang tidak mengandung zat-zat penyebab kepekaan, karena itu dipilih hasil hidrolisa protein yang mengandung peptida-peptida yang tidak dapat menyebabkan terjadinya zat anti. Dapat pula dipakai medium yang terdiri dari asam-asam amino saja, misalnya Bacto casamino acids. Dengan sendirinya pada medium semi sintetik ini hendaknya dipergunakan bakteri yang telah teradaptasi terhadapnya.