digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Amadea Michella Esther C
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Amadea Michella Esther C
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Amadea Michella Esther C
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Amadea Michella Esther C
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Amadea Michella Esther C
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Amadea Michella Esther C
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Amadea Michella Esther C
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Amadea Michella Esther C
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Amadea Michella Esther C
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Dirgantara Indonesia merupakan badan usaha milik negara yang kegiatan utamanya adalah memproduksi komponen pesawat terbang. Salah satu stasiun kerja yang aktif memproduksi komponen pesawat terbang setiap harinya adalah stasiun kerja TNC Universal Milling. Pada tahun 2019, stasiun kerja TNC Universal Milling menghasilkan produk cacat dengan rata-rata persentase sebesar 0,65%. Persentase ini lebih tinggi daripada target persentase cacat sebesar 0,5% yang ditetapkan oleh perusahaan. Penelitian ini mengusulkan metodologi Six Sigma dengan pendekatan DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) untuk mengelaborasi perbaikan yang dapat dilakukan pada stasiun kerja TNC Universal Milling. Pada tahap define, dilakukan perumusan proyek Six Sigma, pengamatan proses produksi, serta identifikasi jenis cacat produk yang dihasilkan. Pada tahap measure, diperoleh bahwa proses stabil dengan level sigma pada kapabilitas proses sebesar 3,92. Pada tahap analyze, dilakukan pemetaan masalah untuk menentukan jenis cacat yang akan dianalisis lebih lanjut, analisis akar penyebab masalah, dan penentuan prioritas akar masalah yang akan diselesaikan menggunakan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Jenis cacat yang akan dianalisis lebih lanjut adalah cacat incorrect, damaged, dan undersize. Pada tahap improve, dilakukan perancangan usulan solusi untuk menyelesaikan akar-akar penyebab masalah tersebut. Kemudian, pada tahap control dilakukan dokumentasi perbaikan. Subfaktor penyebab masalah terkait kualitas yang diselesaikan dalam penelitian ini di antaranya adalah 1) adanya faktor kelelahan sehingga konsentrasi operator pada saat menempatkan posisi (orientasi) awal part dan posisi (axis) awal cutting tool menurun, 2) operator menekan tombol pengatur axis yang salah secara tidak sadar, 3) jangka sorong tertekan oleh tangan operator saat pengukuran, 4) peletakan cutting tool pada jangka sorong ketika proses pengukuran kurang tepat, serta 5) kunci pengencang collet kurang diputar dengan maksimal. Usulan solusi yang diberikan untuk menyelesaikan akar-akar penyebab masalah tersebut di antaranya adalah 1) melakukan pengukuran tingkat kelelahan operator sebelum bekerja, 2) memasang label nama pada tombol-tombol pengatur axis, 3) memberikan alat pengukur diameter cutting tool dengan sistem laser, dan 4) memberikan kunci pengencang collet bertorsi.