digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK M. Imadur Risalah Jundullah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT X merupakan salah satu perusahaan manufaktur terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang fast moving consumer good (FMCG). PT Y merupakan anak perusahaan PT X yang bertanggung jawab dalam proses distribusi produk SKU A ke depot kota di seluruh Indonesia. Jaringan distribusi produk SKU A terdiri atas dua, jaringan distribusi pertama yaitu dari pabrik menuju hub distribusi kemudian menuju depot kota. Jaringan distribusi kedua yaitu dari pabrik menuju hub distribusi, kemudian menuju depot regional, dan diteruskan ke depot kota. PT X menetapkan bahwa kekurangan persediaan yang terjadi di PT Y tidak boleh melebihi 5%. Artinya, PT X mempunyai standar agar nilai lost sales yang terjadi di PT Y kurang dari 5%. Pada tahun 2021, Produk SKU A mempunyai nilai rata-rata lost sales per bulan sebesar 68,21% dari keseluruhan lost sales yang ada. Selain itu, produk SKU A mempunyai nilai rata-rata lost sales sebesar 28% dari nilai total permintaan per bulannya. Hal ini terjadi akibat kebijakan persediaan pada PT X dan PT Y belum terkoordinasi dan kebijakan persediaan PT Y belum terintegrasi di setiap eselonnya. Pada tugas akhir ini, dilakukan studi kebijakan persediaan PT X dan PT Y yang terkoordinasi dengan menggunakan model sistem persediaan multi-eselon untuk membuat kebijakan sistem persediaan PT Y terintegrasi di setiap eselon. Kebijakan persediaan di PT Y akan menjadi dasar untuk berkoordinasi dengan PT X. Dalam hal ini akan dikaji dua jenis model jaringan distribusi, yaitu model jaringan dua eselon dan tiga eselon. Kedua model yang dikembangkan memiliki variabel keputusan ukuran lot pemesanan dan titik pemesanan kembali di setiap eselon PT Y. Secara garis besar, nilai ukuran lot pemesanan di setiap eselon mengalami kenaikan dibandingkan dengan kondisi saat ini. Model jaringan dua eselon dapat mengurangi ongkos total persediaan sebesar Rp 199.995.379 atau 28,7% dari total ongkos dua eselon dan model jaringan tiga eselon dapat mengurangi ongkos total persediaan sebesar Rp 707.784.312 atau 19,18% dari total ongkos tiga eselon x