digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP ACHMAD RIZKI NURKARIM 1-COVER.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2008 TA PP ACHMAD RIZKI NURKARIM 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2008 TA PP ACHMAD RIZKI NURKARIM 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2008 TA PP ACHMAD RIZKI NURKARIM 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2008 TA PP ACHMAD RIZKI NURKARIM 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2008 TA PP ACHMAD RIZKI NURKARIM 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2008 TA PP ACHMAD RIZKI NURKARIM 1-BAB 6.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2008 TA PP ACHMAD RIZKI NURKARIM 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

Fenomena terbesar bangsa Jepang adalah walaupun dikenal sebagai negara yang sangat maju dalam teknologi dan era modernitas yang mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakatnya, mereka mampu tampil sebagai salah satu negara yang sangat taat dan patuh terhadap konsep budaya tradisional yang telah ada sejak berabad lalu dan tetap berproses secara berdampingan dengan harmoni. Jepang sebagai salah satu negara maju yang memiliki kebudayaan tinggi dan tetap memegang teguh kebudayaannya tersebut dikenal sebagai pionir dalam mengembangkan teknik beladiri. Dalam Seni Beladiri Jepang tidak hanya pengolahan fisik atau raga dari pesertanya akan tetapi terdapat kandungan aspek-aspek moral tentang bagaimana harus bersikap dan berperilaku. Didasari pemahaman bahwa aspek budaya memiliki kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan hubungan keakraban dan penghargaan suatu bangsa terhadap bangsa lainnya, sehingga hubungan antar bangsa dapat dikembangkan ke tingkat yang lebih luas. Seni Beladiri sebagai produk dari budaya suatu bangsa, dapat menjadi suatu materi dalam memperkenalkan budaya dari mana seni beladiri tersebut berasal. Japanese Martial Art menjadi sebuah wadah untuk memperkenalkan kebudayaan Jepang yang mengkhususkan dalam seni beladiri Jepang. Fasilitas ini menawarkan alternatif pilihan bagi masyarakat kota besar untuk mencari suasana dan aktifitas baru sebagai pelepas kepenatan aktifitas sehari-hari, atau sebagai kegiatan tambahan dalam rangka mengenali budaya yang baru dalam hal ini beladiri Jepang.