
ABSTRAK FAIZAL AGI NURLUTHFI 12017019.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
COVER FAIZAL AGI NURLUTHFI 12017019.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
BAB 1 FAIZAL AGI NURLUTHFI 12017019.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
BAB 2 FAIZAL AGI NURLUTHFI 12017019.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
BAB 3 FAIZAL AGI NURLUTHFI 12017019.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
BAB 4 FAIZAL AGI NURLUTHFI 12017019.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
BAB 5 FAIZAL AGI NURLUTHFI 12017019.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
BAB 6 FAIZAL AGI NURLUTHFI 12017019.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
PUSTAKA Faizal Agi Nurluthfi
PUBLIC Dedi Rosadi 
LAMPIRAN FAIZAL AGI NURLUTHFI 12017019.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi
Kebutuhan energi minyak dan gas yang terus meningkat perlu diimbangi dengan produksi
yang efektif. Produksi minyak dan gas yang efektif dapat mulai dilakukan dengan
mengevaluasi sistem petroleum yang ada agar kegiatan eksplorasi lebih terarah. Penelitian
ini dilakukan untuk mempelajari salah satu komponen penting sistem petroleum, yaitu
batuan induk, di Sub-Cekungan Madura. Analisis yang dilakukan meliputi karakterisasi
batuan induk (kuantitas material organik, tipe material organik, dan kematangan material
organik), korelasi geokimia, dan pemodelan cekungan satu dimensi. Data penelitian diambil
dari enam sumur PT Medco Energi. Total data geokimia batuan yang didapatkan adalah 441
data. Data tersebut diseleksi menjadi 70 data yang siap dianalisis. Analisis juga dilakukan
pada 17 data gas bumi untuk mengetahui tipe gas dan dikorelasikan dengan batuan induk
pada daerah penelitian. Hasil analisis karakteristik batuan induk menunjukkan terdapat dua
formasi yang berpotensi menjadi batuan induk, yaitu Formasi Kujung II dan Formasi
Tuban/Kujung I. Sampel gas bumi pada daerah penelitian terdiri atas gas biogenik yang
berasal dari lingkungan laut dan gas termogenik berupa associated gas yang diduga berasal
dari Formasi Kujung II, yang sudah dalam keadaan lewat matang. Berdasarkan kurva sejarah
pemendaman, di daerah penelitian terjadi dua fase tektonik yaitu fase pascalisu pada
Oligosen Awal hingga Miosen Akhir (33,2–5,8 Ma) dan fase inversi pada Miosen Akhir
(~5,8 Ma) hingga sekarang. Pada model SR-1 kematangan awal Formasi Kujung II pertama
kali terjadi ~1,82 Ma dan pada Formasi Tuban/Kujung I terjadi ~1,31 Ma. Pada model SR-
2 kematangan awal Formasi Kujung II pertama kali terjadi pada ~19,30 Ma dan pada
Formasi Tuban/Kujung I terjadi pada ~5,72 Ma.