digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kebutuhan energi minyak dan gas yang terus meningkat perlu diimbangi dengan produksi yang efektif. Produksi minyak dan gas yang efektif dapat mulai dilakukan dengan mengevaluasi sistem petroleum yang ada agar kegiatan eksplorasi lebih terarah. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari salah satu komponen penting sistem petroleum, yaitu batuan induk, di Sub-Cekungan Madura. Analisis yang dilakukan meliputi karakterisasi batuan induk (kuantitas material organik, tipe material organik, dan kematangan material organik), korelasi geokimia, dan pemodelan cekungan satu dimensi. Data penelitian diambil dari enam sumur PT Medco Energi. Total data geokimia batuan yang didapatkan adalah 441 data. Data tersebut diseleksi menjadi 70 data yang siap dianalisis. Analisis juga dilakukan pada 17 data gas bumi untuk mengetahui tipe gas dan dikorelasikan dengan batuan induk pada daerah penelitian. Hasil analisis karakteristik batuan induk menunjukkan terdapat dua formasi yang berpotensi menjadi batuan induk, yaitu Formasi Kujung II dan Formasi Tuban/Kujung I. Sampel gas bumi pada daerah penelitian terdiri atas gas biogenik yang berasal dari lingkungan laut dan gas termogenik berupa associated gas yang diduga berasal dari Formasi Kujung II, yang sudah dalam keadaan lewat matang. Berdasarkan kurva sejarah pemendaman, di daerah penelitian terjadi dua fase tektonik yaitu fase pascalisu pada Oligosen Awal hingga Miosen Akhir (33,2–5,8 Ma) dan fase inversi pada Miosen Akhir (~5,8 Ma) hingga sekarang. Pada model SR-1 kematangan awal Formasi Kujung II pertama kali terjadi ~1,82 Ma dan pada Formasi Tuban/Kujung I terjadi ~1,31 Ma. Pada model SR- 2 kematangan awal Formasi Kujung II pertama kali terjadi pada ~19,30 Ma dan pada Formasi Tuban/Kujung I terjadi pada ~5,72 Ma.