digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jhon Arlanto Sinulingga
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Jhon Arlanto Sinulingga
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Jhon Arlanto Sinulingga
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Jhon Arlanto Sinulingga
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Jhon Arlanto Sinulingga
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Jhon Arlanto Sinulingga
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Jhon Arlanto Sinulingga
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Jhon Arlanto Sinulingga
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Nikel merupakan salah satu komoditas tambang utama dari indonesia. Endapan nikel yang umumnya ditemukan di Indonesia adalah endapan nikel laterit. Salah satu tambang nikel laterit yang berada di Indonesia yaitu Site Moronopo. Site Moronopo terbagi menjadi dua area yaitu Pit Utara Moronopo dan Pit Selatan Moronopo dengan metode penambangan yang digunakan adalah metode open cast mining, dimana penggalian endapan nikel dilakukan sesuai dengan letak endapan tersebut. Pit utara Moronopo dan Pit Selatan Moronopo hanya memiliki satu titik penaatan dan kolam pengendap utama yaitu Sedimen Pond Mamet. Data stasiun hujan Site Moronopo pada periode 2004-2013, 2019, dan 2020 dengan estimasi curah hujan sebesar 22,6 mm/jam dan total area tangkapan hujan sebesar 97 Ha. Estimasi debit puncak pada pit selatan sebesar 2,12 ????????/ ????, sehingga adanya bukaaan tambang Pit Selatan Moronopo akan meningkatkan erosi dan air limpasan. Oleh karena itu, pengelolaan air tambang di Pit Selatan Moronopo perlu dievaluasi ulang untuk mencapai beban debit yang lebih mudah ditangani. Perancangan sarana penyaliran dimulai menganalisis data hujan pada Pit Selatan Moronopo menggunakan distribusi gumbel sehingga mendapatkan intensitas hujan rancana durasi pendek dengan periode ulang tertentu. Dari data topografi, didapatkan total luasan catchment area yang dibagi menjadi sub catchment area berdasarkan arah aliran air permukaan. Kemudian, didapat debit puncak pada catchment area Pit Selatan Moronopo dengan menggunakan metode hidrograf satuan sintetik soil conservation service (HSS SCS). Setelah didapat debit puncak, Menghitung ketersediaan lahan pada setiap sub catchment area yang berpotensi bisa dijadikan pond. Pada setiap pond akan dihitung kebutuhan volume life storage-nya untuk mengontrol debit air yang keluar dari pond tersebut. Debit air yang keluar dari pond akan dikontrol menggunakan culvert sehingga dapat dialirkan langsung ke saluran terbuka. Pada penelitian ini, terdapat tiga opsi yang menjadi target debit air sebelum masuk Sedimen Pond Mamet, yaitu sebesar 1,5 ????????/????, 1 ????????/????, dan 0,5 ????????/????. Opsi tersebut memiliki kebutuhan life storage dan waktu pengaliran masing-masing. Dimana pada opsi 1,5 ????????/???? akan membutuhkan life storage sebesar 3.895 ???????? dan waktu pengaliran sebesar 10,6 jam. Opsi 1 ????????/???? membutuhkan life storage sebesar 7.167 ???????? dan waktu pengaliran sebesar 11,42 jam. Opsi 0,5 ????????/???? membutuhkan life storage sebesar 13.609 ???????? dengan waktu pengaliran selama 17,1 jam. Opsi 1 ????????/???? direkomendasikan untuk dipilih karena opsi tersebut dapat memenuhi kriteria debit inlet Sedimen Pond Mamet dengan waktu pengaliran dibawah setengah hari yang dapat mengantisipasi hujan harian berturut-turut dan kebutuhan life storage yang tidak terlalu besar.