Nikel merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia dengan wilayah sebaran pada
daerah Indonesia Timur seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan
Halmahera. Endapan nikel terbagi menjadi 2 jenis yaitu nikel primer dan nikel
sekunder. Endapan nikel di Indonesia termasuk nikel sekunder (nikel laterit). Proses
pembentukan nikel laterit dimulai ketika batuan ultramafik tersingkap di
permukaan, kemudian akibat pengaruh iklim tropis, struktur gcologi, topografi,
reagen-reagen kimia, vegetasi, dan waktu, batuan tersebut mengalami proses
pelapukan, akibat pelapukan tersebut unsur-unsur bermobilitas rendah sampai
immobile seperti Ni, Fe dan Cr mengalami pengayaan secara residu dan sekunder,
proses ini disebut proses lateritisasi. Di Indonesia penambangan nikel sudah banyak
dilakukan, oleh sebab itu perlu dilakukan ekplorasi daerah-daerah potensial lainnya
agar jumlah sumber daya nikel semakin bertambah. Pada penelitian ini dilakukan
proscs estimasi sumber daya nikel zona saprolit dengan 5 elemen mayor yaitu Ni,
Co, Fe, SiOz, dan MgO menggunakan metode ordinary kriging dengan treatment
Jlattening dan dynamic anisotropy. Proses ini diawali dengan melakukan domaining
data hasil eksplorasi PT ANTAM untuk menentukan zona saprolit hasil pengeboran
dengan menggunakan metode-metode statistik kemudian membuat database berupa
data collar, survey, dan assay untuk melakukan pemodelan lapisan saprolit dengan
sofiware Datamine Studio RM, kemudian model saprolit diolah menjadi block
model dengan ukuran 12.5m x 12.5m x Im. Proses selanjutnya yaitu melakukan
pemodelan variogram. Hasil pemodelan variogram selanjutnya dijadikan parameter
utuk melakukan estimasi sumber daya metode ordinary kriging dengan treatment
flattening dan dynamic anisotropy. Uasil estimasi menunjukkan jumlah sumber
daya nikel 25499700 wmt dengan kadar rata-rata 2.4Y0 untuk treatment Pattening
dan 25337400 wmt dengan kadar rata-rata 2.4Yo untuk treatment dynamic
anisotropy. Berdasarkan hasil perbandingan yang dilakukan, kedua treatment
memiliki akurasi tinggi dalam melakukan estimasi sumber daya, dengan kadar nikel
hasil estimasi ยป1.8Yo maka dapat dilakukan pengolahan dengan pirometalurgi
(RKEF) sehingga estimasi sumber daya nikel pada daerah penelitian dapat
dinyatakan memiliki prospek beralasan untuk selanjutnya disebut sebagai sumber
daya.