digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pulau Ternate terletak di samping barat dari pulau Halmahera yang dilewati oleh zona cincin api (Ring of Fire) sehingga terdapat gunungapi di dalamnya (Gunung Gamalama). Ketersediaan air di pulau ini bergantung pada jumlah imbuhan air tanah yang didapatkan melalui pengolahan data yang data-datanya tersedia pada situs online BMKG. Agar dapat memetakan persebaran air tanah yang ada di dalam akuifer, dilakukan pemodelan geolistrik 2D menggunakan aplikasi Res2DInv dan ResIPy dengan validasi interpretasi menggunakan data DHL dan Salinitas serta data peta geologi dan peta sistem akuifer. Software-software pendukung yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah Surfer, ArcGIS, dan Microsoft Excel. Hasil pemodelan data geolistrik pada lintasan Jikomalamo memberikan nilai resistivitas antara 104.5 – 14744 ?m, sedangkan pemodelan pada lintasan Takome memberikan nilai resistivitas mulai dari 99.2 – 1019.8 ?m, untuk pemodelan geolistrik lintasan Tabam memiliki nilai resistivitas yang berkisar dari 2.8 – 203.5 ?m, pemodelan geolistrik lintasan Akehuda memberikan nilai resistivitas dari 5 – 3382.8 ?m, pemodelan pada lintasan PDAM menghasilkan nilai resistivitas antara 1.5 – 67.3 ?m, pemodelan pada lintasan SKEP menampilkan nilai resistivitas yang berkisar dari 58 – 896 ?m, pemodelan geolistrik lintasan Kayu Merah berada pada rentang nilai resistivitas 14.1 – 411.8 ?m, pemodelan pada lintasan Kalumata memberikan nilai resistivitas antara 1.9 – 35.2 ?m, pemodelan geolistrik lintasan Fitu menunjukkan nilai resistivitas pada kisaran 16.2 – 43 ?m, dan pemodelan pada lintasan Sasa memberikan nilai resistivitas mulai dari 14.5 – 141.9 ?m. Nilai resistivitas air tanah pada semua daerah yang diterapkan pengukuran geolistrik profiling secara umumnya berada dibawah 200 ?m sedangkan nilai resistivitas air laut (payau) yang terdeteksi pada akuifer hanya terjadi pada lintasan PDAM dan lintasan Sasa dengan nilai diantara 0 sampai 30 ?m. Jumlah imbuhan air tanah ratarata di pulau Ternate selang periode 2014 – 2021 adalah sebesar 12 juta m3, sehingga kurang lebihnya jumlah air tanah yang masuk dan keluar dari akuifer harus tetap memiliki jumlah volume sebesar nilai tersebut.