digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

FAIZ HASAN.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Industri pertambangan batu bara dengan sistem penambangan terbuka dilakukan dengan cara pengupasan lapisan tanah penutup bahan tambang. Metode tersebut akan membentuk jenjang dan cekungan ke bawah yang menyebabkan akumulasi air hujan masuk ke front penambangan dan mengikis dinding tambang (soil), hal tersebut menyebabkan terbentuknya lumpur. Pemompaan lumpur dilakukan dari front penambangan menuju settling pond dalam upaya mencegah kerusakan alat dan hambatan dalam proses penambangan. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa konsentrasi TSS akibat fenomena ini dapat mencapai 5400 mg/L. Pada penelitian ini dilakukan percobaan pengolahan air tambang menggunakan teknik elektrokoagulasi sebagai bentuk salah satu pengolahan aktif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variasi optimum dalam menyisihkan kadar TSS tertinggi. Percobaan elektrokoagulasi dilakukan dengan menggunakan pasangan elektroda alumunium monopolar dengan metode operasi batch. Variasi yang digunakan adalah besar arus (0,5 A; 1 A dan 2 A) dan waktu kontak (15, 30 dan 45 menit). Dari hasil penelitian didapatkan kondisi optimum dalam menyisihkan TSS tertinggi pada besar arus 2 A dan waktu kontak 15 menit. Didapatkan persen penyisihan TSS sebesar 99,58% dari konsentrasi awal sebesar 5400 mg/L menjadi 22,84 mg/L. Hasil proses elektrokoagulasi ini berada di bawah baku mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemarain Air pada parameter Total Suspended Solid (TSS).