Praktik penggunaan dan pembuangan obat-obatan pada skala rumah tangga yang tidak
tepat dapat menimbulkan pencemaran badan air akibat masuknya bahan aktif farmasi
ke lingkungan. Penelitian ini akan membahas mengenai faktor pendorong (drivers) dari
praktik penggunaan dan pembuangan obat-obatan yang tidak tepat, serta tanggapan
pemerintah serta stakeholder setempat (responses) terkait keberadaan dan dampak
limbah farmasi pada lingkungan perairan di Asia Tenggara. Faktor pendorong (drivers)
dan respons (responses) merupakan dua elemen dari kerangka DPSIR (Driving,
Pressure, State, Impact, dan Response). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kajian literatur sistematik atau Systematic Literature Review (SLR). Perangkat lunak
NVivo12 digunakan dalam membantu proses sintesis data. Faktor driver dari
masuknya limbah farmasi ke lingkungan perairan yaitu karakteristik demografi yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan, attitude, dan praktik penggunaan obat-obatan di
masyarakat. Tingkat pengetahuan yang buruk dapat meneybabkan attitude, dan praktik
penggunaan yang buruk pula. Selain itu, tidak adanya pedoman dan peraturan tata cara
membuang obat yang baik untuk skala rumah tangga menyebabkan praktik
pembuangan yang salah di masyarakat. Pada faktor response yaitu belum adanya
peraturan yang mengatur tentang baku mutu bahan farmasi di efluen IPAL di Asia
Tenggara. Teknologi IPAL yang sebagian besar digunakan di Asia Tenggara dalam
mengolah limbah saat ini sudah dapat menyisihkan bahan farmasi, yaitu dengan CAS
dan MBR dengan rata-rata efisiensi penyisihan sebesar 62,22% dan 71,04%.