digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Banyak penyandang disabilitas yang membutuhkan soket atas lutut dengan harga terjangkau untuk menghubungkan tungkai sisa dengan bagian kaki lainnya. Namun, soket ini masih dibuat dengan cara konvensional. Dengan munculnya manufaktur aditif sebagai metode manufaktur yang modern, universitas di seluruh dunia telah mulai menggunakan metode ini untuk membuat soket tungkai bawah. Ada banyak alasan mengapa metode percetakan 3D memiliki keunggulan dibandingkan metode cetakan, yaitu dapat menghemat waktu dan biaya. Dalam tugas sarjana ini, suatu prosedur dikembangkan untuk merancang dan membuat soket transfemoral menggunakan metode manufaktur aditif dan memeriksa apakah metode ini memang memiliki manfaat tersebut. Penelitian dimulai dengan proses desain. Proses perancangan meliputi pemindaian tungkai, pemodelan dan validasi model tungkai, serta pemodelan dan validasi model soket. Karena printer 3D tidak dapat mencetak satu soket sekaligus, langkah selanjutnya ditambahkan, yaitu pemisahan model soket menjadi dua bagian dan penambahan lapisan tumpang tindih pada soket bawah. Terakhir, model soket dikirim ke alat pengiris 3D untuk dicetak dan kedua bagian soket dihubungkan oleh sianoakrilat. Hasil dari tugas sarjana ini adalah soket transfemoral yang dicetak secara 3D beserta prosedur desain dan manufaktur yang terdokumentasi. Pembuatan soket ini membutuhkan waktu 51 jam 15 menit dan biaya pembuatannya hanya Rp.151.000. Penelitian ini telah berhasil membuktikan bahwa soket yang dibuat dengan metode manufaktur aditif lebih murah dan lebih cepat untuk dibuat daripada dengan metode konvensional. Untuk penelitian selanjutnya optimasi desain dan pengaturan pengiris serta pengujian kekuatan dapat dilakukan untuk memperbaiki desain socket.