digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rahayu Ananda
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Rahayu Ananda
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Rahayu Ananda
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Rahayu Ananda
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Rahayu Ananda
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Rahayu Ananda
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rahayu Ananda
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Rahayu Ananda
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Rahayu Ananda
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rahayu Ananda
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Divisi Detail Part Manufacturing memiliki tanggung jawab untuk memproduksi berbagai komponen pesawat terbang dan helikopter. Proses produksi dapat berjalan dengan baik jika fasilitas yang digunakan dalam keadaan optimal. Sebagai salah satu fasilitas produksi, mesin diharapkan memiliki kesiapan pakai yang tinggi agar proses produksi berjalan lancar dan pesanan pelanggan dapat dipenuhi dengan tepat waktu. Oleh karena itu, dibutuhkan aktivitas pemeliharaan agar mesin memiliki kinerja yang baik dengan kesiapan pakai yang tinggi. Saat ini, kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk periode 2000 jam dan 4000 jam. Kebijakan ini berlaku untuk semua mesin, tak terkecuali untuk mesin CMS. Mesin CMS merupakan salah satu mesin kritis karena merupakan satu-satunya mesin cutting yang digunakan untuk membentuk part yang terbuat dari material sheet metal. Saat ini, engineering pemeliharaan menilai bahwa kinerja mesin CMS perlu dievaluasi karena terjadi peningkatan frekuensi kerusakan dan downtime, ongkos pemeliharaan yang tinggi, serta penurunan kesiapan pakai sebesar 3,24% dari 98,58% pada tahun 2020 menjadi 95,34% pada tahun 2021. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan optimisasi kebijakan pemeliharaan dengan tujuan untuk menurunkan ongkos pemeliharaan dan meningkatkan kesiapan pakai mesin CMS. Sebelum melakukan optimisasi, terlebih dahulu dilakukan pemodelan keandalan mesin CMS dengan menggunakan model crow. Keandalan mesin dimodelkan dalam bentuk fungsi laju kerusakan dengan nilai estimasi parameter ????=1,0378 dan ????=0,0024. Berdasarkan plot fungsi laju kerusakan, diketahui bahwa mesin CMS memiliki laju kerusakan yang menaik (Increasing Failure Rate) yang menunjukkan mesin mengalami deteriorasi karena faktor aging atau penuaan seiring bertambahnya umur pakai mesin. Setelah memodelkan fungsi laju kerusakan mesin, lalu dilakukan optimisasi dengan menggunakan model kebijakan pemeliharaan periodik yang mana kegiatan preventive maintenance (PM) dilakukan pada interval waktu tertentu. Berdasarkan hasil optimisasi, waktu PM mesin CMS yang optimal dilakukan saat ????=1673 jam dengan ekspektasi ongkos per jam sebesar ????(????)=???????? 20.768,00 dan kesiapan pakai sebesar 99,96%. Kebijakan ini dapat menurunkan ekspektasi ongkos per jam sebesar 0,1% dan meningkatkan kesiapan pakai sebesar 2,30%.