digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rzuji Dasata
PUBLIC Irwan Sofiyan

Banyaknya merek skincare lokal baru belakangan ini berdampak bagi merek skincare lokal yang telah lama berdiri, salah satunya Wardah. Penjualan produk Wardah di e-commerce Indonesia pada tahun 2021 berada di bawah merek-merek skincare lokal baru. Salah satu penyebab penjualan produk Wardah yang kalah dari merek lokal baru adalah karena rating produk pada third-party website rendah. Rendahnya rating produk menandakan bahwa diferensiasi yang dilakukan Wardah belum mampu meningkatkan kepuasan konsumen. Wardah perlu mengevaluasi atribut produk saat ini yang membedakan Wardah dengan kompetitor. Hal ini dilakukan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap diferensiasi yang sudah dilakukan Wardah dan kompetitor. Atribut produk yang membedakan suatu produk dengan produk kompetitor disebut atribut diskriminatif. Analisis atribut diskriminatif dilakukan dalam tiga tahapan utama, yaitu ekstraksi atribut diskriminatif menggunakan perbedaan rasio kata (term ratio), pengelompokkan atribut ke dalam kelompok kategori menggunakan Latent Semantic Analysis (LSA), dan klasifikasi polaritas atribut menggunakan Labeled-Latent Dirichlet Allocation (L-LDA) dengan label berupa rating produk (1-5). Produk Wardah C-Defense Serum dipilih sebagai objek penelitian. Hasil klasifikasi polaritas atribut diskriminatif serum Wajah relatif terhadap kompetitor menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan kompetitor, Wardah tidak memiliki atribut diskriminatif pada kategori ingredients dan physical components, pada kategori fungsi dan efek, ‘kenyal’ menjadi atribut diskriminatif yang membuat konsumen Wardah puas, sementara ‘jerawat’, ‘minyak’, ‘lengket’, ‘kusam’, dan ‘oily’ membuat konsumen Wardah tidak puas. Dari hasil penelitian direkomendasikan untuk mereformulasi produk Wardah C-Defense Serum dengan menghadirkan ingredients baru yang inovatif untuk mempertahankan efek positif dan mengurangi efek negatif yang dirasakan konsumen.