digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kayyisa Fitri
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Kayyisa Fitri
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Kayyisa Fitri
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Kayyisa Fitri
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Kayyisa Fitri
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Kayyisa Fitri
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Kayyisa Fitri
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Kayyisa Fitri
PUBLIC Yoninur Almira


Banyak peneliti meyakini bahwa kampus perguruan tinggi merupakan representasi dari sebuah kota kecil. Permasalahan transportasi yang terjadi di dalam kampus perguruan tinggi sama dengan yang terjadi pada kota-kota besar, dalam hal ini adalah permasalahan transportasi aktif. Kampus-kampus di Indonesia terus menunjukkan pertambahan jumlah mahasiswa yang signifikan setiap tahunnya. Pertambahan jumlah mahasiswa ini perlu diimbangi dengan perencanaan transportasi yang baik, salah satunya dengan melakukan peningkatan kemampuan berjalan kaki di lingkungan kampus. Peningkatan kemampuan berjalan kaki ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor 7C. Penelitian ini ingin menilai faktor lingkungan binaan di lingkungan kampus pada sebelum dan sesudah pandemi COVID-19 melalui teknik auditing dan rating terhadap faktor 7C yang terdiri dari Connected, Convivial, Conspicuous, Comfortable, Convenient, Coexistence, dan Commitment. Pada penelitian ini, faktor 7C tersebut dibagi ke dalam 12 indikator berbeda, yang disesuaikan dengan konteks lingkungan kampus. Indikator-indikator ini kemudian dinilai melalui observasi lapangan, kalkulasi Sistem Informasi Geografis (SIG), dan kuesioner untuk menangkap preferensi pejalan kaki di lingkungan kampus, dengan ikut mempertimbangkan pengaruh dari adanya pandemi COVID-19. Observasi lapangan dilakukan pada 18 segmen trotoar pada 8 unit amatan dan 10 titik persimpangan. Kalkulasi SIG digunakan untuk menilai seberapa ramah wilayah studi dapat dilalui dengan berjalan kaki yang dilihat secara spasial. Sedangkan kuesioner ditujukan untuk mahasiswa aktif pada masing-masing unit amatan. Hasilnya, secara spasial jaringan jalan pada wilayah studi sudah cukup berkesinambungan dan sudah cukup langsung untuk pejalan kaki mencapai tujuan perjalanan mereka. Namun, persimpangan yang berada di wilayah studi belum menunjukkan keamanan yang baik. Di sisi lain, trotoar yang menerus dengan kualitas permukaan perkerasan yang baik menjadi faktor yang paling mendukung kenyamanan responden dalam berjalan kaki baik sebelum dan sesudah pandemi COVID-19.